Tentang Rasa

Rabu, 13 Februari 2013

Semakin lama, kebencian ini semakin tak terjelaskan.
Dari mana dia datang?
Semakin lama, aku hanya semakin bingung dengan semua yang kurasakan.
Apa yang membuat ini begitu rumit.
Tentu bukan karena aku kurang bahan pikiran.

Yang kudapati kian hari aku makin bingung. Seperti akar dan ranting. Di atas dan dibawah mereka tumbuh bersamaan tanpa bisa ku kendalikan.
Perasaan menjelma lepas tak terkontrol.
Dan aku bertanya mengapa?
Setelah semua buku yang kubaca.
Mengapa?
Setelah semua hari yang kulewati.
Mengapa?
Setelah semua tempat yang kujelajahi.
Mengapa?

Mungkin karena dimanapun aku berada yang kubawa jiwa yang sama.
Mungkin karena apapun yang kulakukan yang kugunakan adalah tangan yang sama.
Mungkin karena apapun yang kubaca yang kugunakan mata yang sama.

Aku paham angka dan huruf.
Namun ap artinya jika senyum yang kuukir tak bisa kumaknai?
Aku tahu kata dan nada.
Namun untuk apa jika suara yang keluar tak bisa kupahami.
Aku dengar dan rasa.
Namun apa gunanya jika aku tak tahu ap yg harus kulakukan.

Aku bukan tembok, maka tak bisa kupantulkan semuanya begitu saja.
Aku bukan bantalan gabus maka tak bisa pula semuanya kuredam.
Aku....
Aku,

Aku benci terus merasa seperti anak kecil yang tak mengerti apa-apa.
Trus menyadari bahwa aku hanya bocah awam tak mengerti dan tak terdengar.

Sekali waktu,..
Sekali waktu aku ingin mengenal diriku lebih jauh.

Tidak ada komentar:

 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja