Aku Temannya Budi

Senin, 24 November 2014

Aku pernah punya kawan, kawanku baik hatinya. Namanya Budi. Budi baik sekali. Dia suka menolong orang, diapun senang mengajarkanku cara mengerjakan pe er. Budi pintar sekali. Aku senang berteman dengan Budi. Budi juga senang berteman denganku. Budi bilang aku kawan yang baik, karena pernah memberinya buah kelapa. Padahal itu aku hanya memanjat saja. Juga kata Budi, karena aku sering memberikan dia ikan. Padahal aku hanya memancing saja. Ikan itu lalu dibakar oleh ibu Budi. Aku diajak makan bersama, rasanya enak sekali. Aku juga suka ibu Budi. Ibu Budi pintar memasak.

Nama ibu Budi adalah Aminah. Selain jago memasak, Ibu Budi juga pandai menjahit. Semua baju Budi, Bu Aminah yang jahit, kata Budi. Jahitannya bagus sekali. Aku juga mau dijahitkan baju sama Bu Aminah. Tapi aku malu mau bilang sama Bu Aminah. Ibu Aminah juga pandai bermain piano. Bunyi piano merdu sekali. Aku sering diajaknya bernyanyi. Kata Bu Aminah suaraku bagus. Setelah bermain piano dengan Bu Aminah, aku pulang ke rumahku.

Di rumahku ada ayah dan adek. Ibu sedang di pasar bersama kakak. Ayah sedang menulis, adek bermain penggaris dan pulpen. Ibuku memang suka berjualan, sehingga sekarang sudah memiliki toko yang lumayan besar di pasar sana. Kakakku senang berhitung dan memerintah orang-orang, tapi dia pintar menyuruh, sehingga yang disuruh tak merasa diperintah dan senang saja menurut. Kakakku menyuruh-nyuruh orang-orang yang bekerja di pasar ibu tentunya. Uang yang kami dapat dari toko, kata ayah dan kakak, sedikit saja. Karena ibuku sangat baik. Dia senang sekali memberi sana sini hasil penjualan dari toko sepulangnya dari pasar, sebelum sampai ke rumah. Aku senang ibu begitu. Orang yang baik disayang Tuhan, kata ayah. Aku senang ibuku disayang Tuhan. Orang yang disayang Tuhan pasti bahagia, kata ayah.

Ayahku senang menulis, sudah banyak kulihat ada buku yang ditulis ayah, sering kulihat nama ayah di toko buku. Sering lama lama aku tak sengaja berdiri di depan rak toko buku yang ada buku Ayah nya. Aku senang, seperti mau terbang, seperti balon yang membesar. Ayah bilang itu namanya bangga, katanya sambil menangis. Aku bertanya kenapa ayah menangis? Ayah bilang dia sangat senang karena aku bangga melihat nama ayah. Aku tak mengerti, kenapa senang koq malah menangis? Tapi yang aku tahu aku akan selalu bangga pada Ayah, pasti.

Adikku pintar sekali, mungkin lebih pintar dari budi. Sudah pasti adikku lebih pintar dari aku. Tapi dia tidak pandai memanjat dan memancing. Aku pikir aneh, kenapa orang sepintar adikku tak pintar pula memanjat dan memancing. Mungkin dia malas saja belajar memanjat dan memancing. Dia lebih senang berhitung dan membaca. Meski kulihat lebih banyak berhitungnya. Kakakku juga senang berhitung, tapi beda. Kakakku senang menghitung jumlah beras, garam, menetega dan gula. Sedangkan adik lebih senang menghitung tinggi gunung, rumah, luas rumah dan soal soal matematika yang kelihatannya susah sekali. Pernah kutanya Budi tentang itu, lalu kata Budi itu....... kulkas? Semacam itu, aku lupa. Tapi satu yang paling ayah ibu senangi dari kami. Kami pintar mengaji!

Aku masih ingat, waktu khatam jus 30 kemarin, aku dibelikan martabak! Aku senang sekali. Kubagi martabak pada adik, kakak dan Amon, setelah kupisahkan bagian untukku yang lebih banyak. Amon itu nama pembantu kami. Dia baik juga rajin. Diantara kami, kakak yang paling pandai mengaji. Kalau kakak mengaji, aku berhenti main gasing, adik melepas pulpen dan penggaris, ibu berhenti menghitung barang, ayah berhenti menulis. Barulah setelah kaka selesai mengaji, semua kembali seperti semula. Amon yang tadinya cuma berdiri bengong sambil memegang gagang sapu juga jadi kembali menyapu. Aku senang mendengar kakak mengaji. Aku mau pandai mengaji seperti kakak. Kalau sudah malam, kami semua pergi tidur. Meski kalau sudah di kasur, kadang aku sulit tidur. Banyak sekali yang mau kulakukan besok.

>>>>>
Sekian
Salam Selalu

Talking Alone

Minggu, 23 November 2014

want to talk? Ok lets do this!
Whaddaya mean.
Do u know Gto?
I do, Eikichi Onidzuka.
Great, got?
I know, arya stark, robert baratheon
Nice! Tere liye.
U mean, that author? Hell yeah i know it! Bidadari surga, moga bunda disayang Tuhan, Hafalan Surah Delisa.
Andrea Hirata.
Shit! Give me something harder! Laskar pelangi. Hold! My Turn! Dee!!
Hohohoh... Playing dirty, arnt ya? Supernova, Perahu kertas, Rectoverso.
Bodhi is great isnt it?
Hell yeah he is.. And Elektra too.
And Alfa Sagala too.
Who?
Wait, dont tell me... U dont read gelombang yet!?
Dafuq! I cant accept this! Rich guy bastard!
Hahaha... I beat u, bro.. I beat u!!!
Shit, dont just get all cocky just cause one tiny thing like that. Here comes the Thunder! Dan brown!!!
Hallah...
What now.. Lose arnt ya?
hehehe.. Digital fortress, Inferno.
Ok youre Amazing. Its quite fun.
U really dont read Gelombang yet?
Ok ok, u got me.. its just a bored acting. I do.
Obviusly disgusting. I knew it.
When do life got this empty, buddy?
Da hell I'll know about that. hmpf...
Pramoedya Ananta Toer.
What?
Nothing, just saying.
We are so alike aren't we?
Maybe.
Yeah, maybe will be alright.
I'm so sleepy.
U're so creepy.
Hahahha.
Even ur laugh doesn't sound funny.
Ok shut up.
Shut me.
Like I can.
heheheh.
And here u are, laughing.
Its been long...
Its been long, absolutely.
Will it be like this all along, dude?
I dont know, buddy.
And U don't care too.
We don't.
Exactly.
And I know why.
U mean?
I know why I know, And I know U know it too.
Stop pretend?
Done with the bullshit, yes.
Give me.
No, buddy, Give Us.
Alright, desperate aren't we? Give Us.
U are Me.

Sekian.
Salam Selalu.

Aku ini Aku, aku si aku.

Sabtu, 22 November 2014

Lets do it fast, okay? A poem should be good by now.. So a poem it is. Now, Should we?

Aku nyalang dan terang, mataku belalak lalak.
Aku teriak dan garang, aku ngelakoni.
Oh, eh.. putri.. gadis.. cewek. kamu. Tuju.
le lek lek... Teredam malukah aku, terbakar takutkah aku. Hilangkah itu?
Wah tidak.. Sama sekali tidak. Sembunyi dia.

Suntuk, aku kutuk. Kubur saja kubur!
Kubur lagi, kubur! Bakar ajalah tu, bakar!
Kan ya seingatku tak begini, apa? apa? APA??!

Suram suram, karabam bam.. nguik nguik.. Holloh.. holloh!
Yeah yea yeah.. We knew it all along. I just pretend to be blind.
No, I just paralyzed. I just fall. I fall deep.

Kayak ndak pernah terjadi itu, tapi pernah.
Kayak ndak pernah tertulis itu, tapi pernah.
Kayak nda pernah ada itu, tapi ada.
Cinta, kenapa mesti selalu begini jalannya?
Ya aku salah. Ya aku salah. Ya aku tahu aku salah.
Aku salah. Aku tahu salahku apa.
Aku cuma tak mau percaya.
Pura pura tuli dan buta.
Aku bisu, bisu meraja.
Aku terkungkung, lama.

dan Kukira kau beda.

Sekian.
Salam selalu.

Makin Jauh

Jumat, 21 November 2014

Gelombang punya Supernova gubahan Dee bikin mabuk. Iya bikin mabuk. Pokoknya mabuk. Apa sih yang kau harapkan dari saya yang sedang mabuk. Sedangkan saya tak mabuk saja tulisanku sudah kacau. Apalagi saya yang sedang mabuk. Mabuk Gelombang Supernova. Aku dimabukkan sama rasa ingin hepi terus. We need Moreeeeee Supernova like this one. Jujur Partikel kemarin agak berat, dia tuh sama kayak Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh kemaren, mainnya terlalu rasa ahhh..

Rasa dingin ac ini menyenangkan sekali, sekaligus melenakan. Enak. Ditambah tadi habis makan kebab tomat dan cendol. Mantap. Tapi sempat sebel juga karena waktu pesan burger ya g keluar kebab.. Benci. Tapi ya sudahlah, ada gelombang. Dan sekrang saya jadi sempurna penasaran... Bahasa korea itu bacanya gimana siyyy... Soalnya ada yang mau saya terjemahin disini! Oh manis, kau tulis "Oh" saja saya penasaran apa maksudnya, ini hruf korea! superb lah... Baiklah, calm down for a sec will we? Belum tentu juga tulisan itu untuk saya, tetap saja saya penasaran. Pake adegan kamu nulisnya passs waktu mau ngasih ke saya. Ah sudahlah. Anomali kau itu.

Mataku sudah berat sekali, mengantuk. Malam ini kubikin jadi apa bagusnya? Sudah, jangan tanya. Malam ini ya malam, ya hitam, ya ada bintang, ya ada bulan. Malam ya malam. Tak peduli apa. Malam ya malam. Cumbu rayu halus alam, tanah dan langit. Kompak banget ya mereka, kalo dah malam... Padahal tadi siang aja bakar-bakaran, udah adem ademan lagi sekrang. Desau napasku masih sama koq. Malas.

Bahasa apa yang paling ingin kupelajari setelah bahasa korea? Spanyol mungkin. Atau arab, saya gampang ngajarinnya, gampang bikin skripsinya. Besok ngajar, wah.. ngajar apaan yah... Saya kosong nih belakangan ini. KOSONG. gak ada inspirasi, motivasi, apa si. Ini doang Gelombang keren banget. Makasih mamen, kamu memang keren! Tadi ngumpul ma teman teman mereka nanyain proposal skripsi, saya gemetaran. Gugup mau jawab apa. Kenapa gak sistem ujian aja siy.... Wisuda donkkkkkkk... aduh masih lama banget gila. Ada laporan PPL, ada KKN.. ck. Pusying. Semoga ppl kkn gak ngulang.

Coba bisa gini terus, makan ada terus... Rumah nyaman. Air cukup. Listrik memadai. Ngapa ngapain enak. Mikiran kepengen malah jadi gelisah. Jadi tidak bisa menikmati apa yang udah aja dulu. Dasar Manusia Malas. Tapi aku mau koq jadi rajin kalo bisa, bisa si. Tapi malas. Ck. Apaan. Yang jelas, malam ini gak usah dicat hitam lagi nih kamar. Pasti kasihan ya? Makin jauuuuuhhhhhh... Seeeeedddddiiiiihhhhhhhhhhh.........tauk!

Sekian.
Salam selalu.

Aku Mau Disini Terus

Kamis, 20 November 2014

Aku mau tinggal disini saja terus, dalam kamarku. Ac sudah dingin lagi, wify lancar, ada selimut, ada banyak buku. Aku mau tinggal disini saja terus. Supaya tidak usah capek jalan kaki keluar. Tidak usah capek capek makan. Tidak usah capek capek buat orang ngerti, bicara sama orang. Gak usah dengar hal hal yang menjengkelkan. Tidak usah ketemu kamu. Malam ini aku mau di kamar saja terus, sendirian.

Aku baru saja menamatkan novel atau apalah namanya buku yang berjudul Rahvayana, karangan Sujiwo Tejo yang kata dianya mungkin lagi kerasukan Rahwana. Lucu juga, aku suka gayanya. Buku itu rekomendasi teman dari jawa timur, yang memang beliau suka sama Sujiwo Tejo. Isinya bagus ternyata, enak dibacanya, asalkan kamu ndak usah maksa-maksain paham, pasti bisa kamu tamatkan. Soalnya cara dia nulis ini rada-rada ngawur. Kerennya ini buku disertai kaset lagu segala, iya sih udah banyak yang kayak gitu. Tapi kalo saya seingatku ya baru pertama kali ini aku punya. Ada sajak sajak nya setelah cerita inti selesai. Setelah cerita inti bahkan disertakan daftar pustaka. Subhanallah.

Aku sih ya sebenarnya lumayan puyeng juga bacanya, soalnya banyak nama wayang. Morodadi, Sarpakaneka, Wibisana, Trijata dan banyak banyak laiknya, ada batara lah... resi lah.. dewi lah... hanuman... banyak kera! Aneh aneh saja kalo kalian mau paksa paksa ngerti. Makanya mata dosenku kemarin, banyak baca referensi ringan serius dulu baru baca bukunya. Ah embuh, yang penting sekarang saya lagi hampa. Asik ah,  ngebahas hampa mulu aku ini.

Besok mau kuliah regular, mengulang buat perbaikan nilai, belum nyusun skripsi. Ini lagi skripsi ahh bikin keki. Ppl juga harus nyerahin laporan, apaan! Resiko situ jadi mahasiswa, ya kerjain lah! Kerjain woy kerjain! Hallah... aku sih mau leyeh leyeh, malas-malasan ogah-ogahan. Tidak boleh begitu sih seharusnya.

Lagian kenapa dijudes-cuekin sampai segitunya siyyy?! Aku kan jadi gemes-gemes asem gimanaaaaa gitu. Atau cuma perasaanku saja ya? Ah... sadarlah boy, nggak mungkin.. iya nggak mungkin.. nggak mungkiiiiinnn.. kinnnn.kinnn.... Sudahlah nyerah saja... Tinggalkan dan Lupakan sja mimpi mimpi itu. Hanya mengganggu tidur panjang kita. Tidur yang melana hinakan. Bangun bangun sudah ada nyala api berkobar di depan mata. Hayoooo..

Sudahlah, kita sudahi saja. Bingkai bungkusan kamu saya jadi makin ambil tempat saja, jadi sulit aku dan kau saling mengerti satu sama lain. Ahh.. siapa sih aku?! Malam ini aku mau tinggal disini saja. Aku mau malas-malasan sampai..... sampai jatuh cinta itu enak.

Sekian.
Salam Selalu.

Malam Introspeksi

Rabu, 19 November 2014

Badanku gemetaran, entah kenapa. Tapi jika memang mau mengingat-ngingat, sore tadi itu saya terguncang luar biasa. Hidup terasa kembali hampa, seperti sebuah perjalanan panjang sia-sia. Sang Dosen menasehati kami secara halus, betapa pentingnya membaca buku pelajaran, betapa penting belajar hal-hal keilmuwan. Betapa pentingnya mempersiapkan masa depan generasi setelah kita. Sebagai mahasiswa di jurusan pendidikan, nasihat itu tepat sekali, maka tentu wajar saja, tapi saya tersentuh. Tersentak tepatnya. Dedaunan kering di pohon jiwaku yang tinggi meranggas berguguran luruh perlahan, seiring cahaya kemilauan khayalku yang memburam dan runtuh melihat realita. Kupikir-pikir lagi, ah.. saya banyak sekali menyia-nyiakan hidup.

"Jika makalahmu masih seperti ini, tak usahlah turun demo, bicara ganyang koruptor. Kalian kelak akan menjadi koruptor juga kalo bikin makalah saja sudah kopas. Kalian malas serius belajar, apalagi memperdalam ilmu bahasa arab kalian. Ke malang sana, kalian bakal keok. Lucunya, sudah sejak lama kita begini. Saya dulu waktu mahasiswa juga kayak kalian! Bedanya dulu belum ada internet, jadi kami masih sibuk ke perpus. Lah kalian?". Ya, pak. Apa sih yang terjadi pada kami? Pada generasi ini..

Semoga generasi mu tak seperti kami, ya Si Manis? Aku tahu kau takkan seperti kami. Ah andai semua anak bangsa bisa seperti kau, bangsa ini akan maju lebih cepat. Tapi efek nasihat dosen itu memang dahsyat. Sepanjang pembelajaran saya cuma bisa membisu dan membeo, hatiku tertekuk, otakku tertunduk. Aku malu. Mungkin ini yang Temanku itu maksudkan dengan gugup. Ya gugup. Gugup melihat masa depan. Apalagi ditambah memikirkan hasrat untuk mempersunting kau. Tambah sinting lah saya. Sempurnalah kemasygulanku akan hidup kalau begitu caranya. Beritahu aku, kawan. Apa yang sebaiknya terjadi? Pertanyaan macam apa itu.!

Terakhir, mau kukatakan padamu aku bukan pertama kali ini cemburu. Aku SELALU cemburu sejak kusadari aku suka kamu. Aku terlanjur rendah rendahkan diri. Ndak pede kayak dulu lagi. Saya sering sok asik sendiri. Saya sering sok enak enakan. Padahal sudah itu saya uring-uringan di kamar. Juga mau kubilang, Sang Dosen itu hebat benar, bisa bikin saya depresi setengah mati. Tapi ada bagusnya, saya jadi ndak kepikiran buat macam-macam. Bahkan ngerusak hape teman tadi saya menyesal, tapi ndak sempat galau. Malam ini masih suram juga seperti kemarin, atau malam sebelumnya, dan sebelumnya lagi.

Sekian.
Salam Selalu.

Malam-malam Sakit

Selasa, 18 November 2014

Malam selalu membisikkan padaku kata-kata tentang cinta. Kata-kata tentang sakit. Tentang betapa begadang itu nikmat, tidur itu menyusahkan. Aku selalu gelisah. Di malam hari, di peraduan tempat seharusnya aku mengantuk dan tertidur, aku malah cengengesan. Curhat seperti anak kecil, bicara tentang suramnya kehidupan.

Malam selalu mengajakku berkelana, bukan untuk terlelap. Kecuali di malam yang dulu-dulu. Yang waktu itu cinta belum kukenal. Yang waktu itu aku masih punya keinginan kuat untuk terbang, untuk berlari jauh. Helaan nafasku. Malam mengajakku menonton film-film lama. Mendengar lagu-lagu enak. Mengingat-ngingat mimpi. Izinkan aku menjadi sendiri, menjadi tak punya siapa-siapa lagi. Karena cinta hanya melukai. Dalam tawa, dalam tangis, dalam sakit, dalam nikmat. Bahkan di ceritamu, sayang.

Episode baru hidupku bernama lepaskan dengan paksa. Tak jadi bagian dari apa-apa. Meski sebenarnya, aku haus cinta, haus perhatian semua manusia. Keegoisan ini sudah mengambil tempat terlalu banyak. Sampai memaksa-maksa tangan untuk menulis rekayasa kata yang muram durja. Bukankah kau tak tahu sayang? Aku begitu pintar berdialog sendirian. Ah, rasanya ini bukan lagi rahasia. Mereka semua tahu aku gila, hanya saja aku gila tanpa ngajak-ngajak. Jadi tak apa-apa, gilaku kutempatkan dimana-mana tapi tidak merusak siapa-siapa. Gilaku begini saja.

Hai manis, bukan karena kau aku gila. Aku begini sudah lama, ini kurang lebih pilihanku juga, bukan paksaan siapa-siapa. Kau jarang begadang, tahukah kau rasanya digigit nyamuk tengah malam? Tahukah kau rasanya ingint tidur, tapi pikiran ini tak mau? Namanya kesadaran, yang menghalangi kantukku bertemu tidur. Semuanya kuusahakan, menutup mata percuma.

Aih, malam... Sebuah kesimpulan yang tidak mengikat apa-apa, meski erat tak dinyana. Tapi seperti tirai hujan yang serasi bersama malam, seperti bunyi suling halus di kejauhan, tak teraup semuanya, tak tergapai seluruhnya. Aku tak mau membagi, tapi tetap saja aku merasa kurang. Hai manis,.. Semoga kau berbahagia.

Salam Selalu.

SMS (sungguh mati sayang)

ce: Is it okay if I love U, kak?
co: ofcors its okay! I hope god says its okay too.. cause I love U too, dek.
ce: well.. haha.. becanda ji saya kak..
co: oh ya? well..truth has been told.. kalo saya serius, dek. Ku sayang ki.
ce:....
co: napa dek?
ce: marah ki pasti, kak.
co: ya iyalah marah... ka kusayang betul ki tapi takut ka bilangki.. malah kau main maini ka.. tapi nda papa ji.
ce: serius nda papa ji? minta maaf ka kak.. masih mau ja temanan sama kk tapi nda mau ka pacaran sama kk. nda bgtu perasaanku sma kk.
co: ya iyalah nda papa.. lagian saya jg gk ngajak pacaran koq.
ce: maksudnya kak?
co: sy maunya nikah.. tapi ya entar.
ce: ahh... serius ki kak? seram..
co: hehh? koq seram.. sorry dek.. haha.. iya serius ka, seenggaknya sekrang.
ce:....
co: yo.. napa lagi?
ce: ndak kutau apa mau kubilang :,(
co: hee? koq nangis... udah udah... gak usah ngomongin in lagi.. maap maap..
ce: terharu ka, kak... tambah besar rasa bersalah ku ini kalo memang benar apa kk bilang.
co: etdah... udah udah udah... becanda ja pale juga.... brhenti miki nangis itu e...
ce: BERCANDA KI PALE KAK?
co: enggak siy.
ce: iiihhh.. kk ahhh! sebel tauk! jadi tambah nangis nih... kenapa begitu kk!
co: ka nangis ki dek.. ndak kusuka sekali kalau ada cewek nangis.. apalagi kau ceweknya.
ce: pale, berhenti ma nangis..  jangan begitu lagi kk! aku gak suka.. well.. kyknya gak ada cewek yang suka.
co: iya iya.. maap maap.. jadi? jam berapa mi disitu.. belum mau istirahat dek.
ce: iya malam mhy.. istirahat ka dulu pale, kak..
co: iya.. selamat tidur.
>>>>>

di kamar masing-masing.

ce. "kusayang ki kak"... lalu tidur pulas sampai pagi dengan senyum.

co. "darn it! damn it! f*ck it!".. gak tidur sampe pagi.

sekian.
salam selalu.

Apakah Masa Depanku Pantas Untukmu?

Senin, 03 November 2014

tak banyak yang mau kukatakan pada kertas kosong ini. Gelegak hampa ini tak terdefenisikan. Aku tak tahu kenapa, hanya merasa kosong. Mungkin karena banyak pikiran. Mikirin Rpp, mikirin skripsi, nasi yang hampir basi, nasi yang kebanyakan, lauk ayam goreng sisa sedikit, lauk ikan kuah kuning masih banyak, kacang rebus hampir membusuk, motor belum dicuci, lantai belum disapu. Stress.

Teman teman tahu mana yang harus kubereskan lebih dulu? Apa yang harus kulakukan? Tahukah kalian kalau aku pernah mempertimbangkan lari dari rumah? Apakah kalian merutukiku pengecut jika aku melakukannya? Bukankah lari dari rumah butuh keberanian besar? Aku sebenarnya tahu waktuku sudah sejak lama habis, terlalu banyak hutangku pada masa lalu, terlalu banyak. Sehingga aku takut melihat kedepan.

Aku yakin kalianpun pernah merasakan penyesalan seperti ini. Mengapa dulu tak belajar, mengapa tak mengerjakan tugas, mengapa begadang terlalu larut, mengapa tadi pagi tak mencuci motor, mengapa aku menunda nunda? Aku yakin kalian tahu rasanya jika pernah mengalami. Tapi yang beda adalah apa yang dilakukan berikutnya. Bukan begitu? Karena sejarah yang terhenti tidak ada, waktu bergulir terus.

Tik tok. Waktu mengetuk mengetuk ingatanmu untuk berhenti menyia nyiakan. Tapi aku memilih membiarkan dan menunda. Dan inilah yang kutuai.Sebuah kegamangan absolut. Aku tak bisa memastikan masa depan, ya semua orang juga begitu. Maksudku aku merasa masa depanku runyam. Masa depan seperti itu tak pantas diisi kehadiran seorang wanita hebat seperti kau... Makanya aku malu. Terima kasih, kehadiran kau membuat aku berani membuka mata melihat kedepan. Meski yang kulihat hanya abu dan puing. Sisa kejayaan yang aku runtuhkan. Dan aku tak bisa membuat kau ikut, meski aku sangat ingin. Sangat ingin... Bagaimana denganmu?

Salam Selalu

 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja