Cinta Gak Terlalu Sama Dengan Lemah

Selasa, 27 Mei 2014

cinta adalah rasionalitas sempurna, tempat harga diri melebur bersama kasih sayang tak bertepi. Merendahkan diri di hadapan cinta adalah menghina diri sendiri, karena cinta tak pernah minta dipuja. Ya, malam ini kubaca dan kuingat semua kisah-kisah.. aku kembali jadi laki-laki penuh teori dan kata-kata yang bisa jadi cuma berhenti di alam konsep semata. Tapi disinilah kurasa keganjilanku menemukan peraduannya, pelabuhannya.

setelah kuingat kalian semua, para nama agung yang pernah memberiku kesempatan mencintai, aku kini bisa menyimpulkan. Ada pesan yang kalian semua ingin perlahan sampaikan dan tanam, dan aku harus paham itu sekarang. Jika tidak, akan tambah banyak hari tak jelas yang sebenarnya sudah terlalu banyak di rentetan waktuku. Jika tidak aku pahami sekarang, jatuh cintaku selanjutnya akan kembali membawa luka gamang tak terpahami.

Semua kata yang telah dan kelak kuketik mungkin akan mengganggu banyak orang, Tapi inilah cita-citaku. Selamat datang... Tuhan. Terima Kasih.

Hati ini masih hancur seperti senantiasa, masih seperti 4-6 tahun lalu, tak berbentuk lagi, tak pantas dimiliki siapa-siapa, tapi tak apa-apa. Semua itu bukan alasan untuk menyia-nyiakan detik-detikku.. semua itu bukan untuk dikutuk seterusnya. Meski pasti besok-besok bisa jadi kalian dapati aku yang versi bangsat ternayta belum juga pergi-pergi, tapi hasrat untuk bahagia, menikmati, bersyukur, belajar lebih, semoga juga ikut menemani.

Hari-hari ini mungkin yang kutulis hanya seperti ini, tapi janji untuk menulis hal lainnya juga ada di niatanku. Aminkan, kawan..

Gamang Larang

Selasa, 13 Mei 2014

Dalam. Aku tenggelam sangat dalam. Dalam Imajinasi yang membius, khayalan yang menjerumuskanku dalam permainan yang tak selesai-selesai. Setiap hari sangat sayang waktuku terbuang-buang disana. Di tempat antah berantah, jauh di dalam sanubari manusiaku, yang tertahan... Yang tak lagi mau berkembang lebih jauh, dan aku takut berjalan. Karena kini jalan kita semua kulihat hanya seperti robot, gerakan yang menipu, seolah hidup padahal sejatinya mati. Intisari dari perenungan panjang yang kulalui hanya jadi sisa cerita saja. Untuk kudongengkan pada orang-orang yang mungkin masih percaya. Tapi selebihnya tak ada lagi apa-apa untuk diceritakan, semua hanya lembar panjang fotokopian... Karena yang asli, tak lagi menemukan jalan keluar.

Tak kupungkiri awalnya semua ini cuma soal cinta belaka. Pada makhluk makhluk rupawan surgawi bernama perempuan, tapi kini tak lagi sesederhana itu, meski kuakui tetap merekalah intinya. Kawan, jika kau tak keberatan kupanggil kawan, ujung dari dunia memang harus kiamat. Ini bukan realita pesimistik, ini hanya fakta otentik karya manusia biasa. Kita semua merindukan Orang-orang seperti Nabi. Orang-orang gila yang bisa kita ajak ngomong dan bergaul sehari-hari. Orang-orang sinting yang bisa kita cintai sampai mati. Orang-orang yang selalu salah dimengerti namun pemberani dan terus bersosialisasi, bukan mereka yang patah-arang lalu menyembunyikan diri. Sebenarnya, sejauh inilah cinta itu kugapai...

Terlalu klise jika cerita cintaku lagi yang mau kuungkit-ungkit, karena setelah aku keliling internet, kisahku bukan yang pertama, pun bukan yang terakhir. Kulihat akhir dari kisah -kisah lama, kulihat awal dari kisah-kisah baru, hanya senyum yang bisa kuukir. Di tempatku, permainan sudah lama usai, seharusnya begitu. Tak ada lagi yang harus kuikuti, semua sudah selesai sejak sangat lama sekali, seharusnya seperti itu. Tapi hidup masih harus terus dilalui, dan disini aku tersesat. AH...betapa lama aku mau mengatakan itu.

Memang bukan terapi seperti ini, bukan relaksasi seperti ini yang cocok denganku, tapi kadang aku mau, betul-betul berharap. Sapa tau disini kutemui satu sisi koinku yang lain itu. Yang akan mengantarku menemui takdir yang sebenarnya sudah lama dijanjikan untukku. Yang akan mempertemukanku dengan satu belahan jiwa yang lama tersimpan dan juga sama menanti-cari ku. Yang akan membawaku pada pertobatan yang sebenarnya, pelepasan yang sempurna.

Sejauh mata memandang masih kutemui para hantu itu.

Maksa Nulis

Minggu, 11 Mei 2014

Akhirnya bisa menulis juga..

Setelah bertempur dengan jaringan yang masya allahu akbar lalodnya, akhirnya akun blogger saya mau menampakkan dirinya. Dan disini, ada adik saya yang paling kecil, yang selalu mau tahu urusan orang, yang juga selalu sok tahu atas urusan semua orang. Akhirnya dia pergi. Sekarang mereka semua sedang bercerewet ria. Adik saya yang paling kecil dengan ke sok tahuannya, sepupu saya dengan suara suara tak jelasnya, dan adik ketiga saya dengan ajaran-ajaran (game) nya.

Apa yang mau saya tulis? Ya, apa ya?

Desauan nafasku perlahan kuhembuskan,
Demi aku mencari arti dari semua ini.
Dan akhir yang samar dari gurauan takdir.
Kenyataan apa yang mau menemuiku?

Hari ini kukatakan cinta, karena kurasakan nyatanya engkau.
Kurasakan nyatanya ancaman kehampaan.
Kekosongan yang menyata perlaahan.
Kenapaaa dengan semua kata-kata ini?
Darimana mereka datang?

Sini kujawabkan...
Asal dari semua itu adalah begadang tak jelas, tontonan tak berfaedah, bacaan menyesatkan, dangkalnya mimpi serta minimnya usaha. Terakhir kali nulis di blog juga saya tahu emang sesulit ini, apalagi udah jeda lama. Ah.. Klise banget si rasanya ya kalo mau bilang "Jadi pusing mau nulis apaan?". Ya sudahlah, yang itu kita lewatkan.

Blog...
Biasanya itu isinya catatan-catatan yang penting ya? Yang menarik gitu, yang asik... Gila, gila... Emang nulis sesulit ini ternyata ya? Resiko deh karena pengen tulisan perfect. Sensanyinya disuruh tidur padahal pengen begadang... Susah! "Aku gak bisa...Aku gak bisa..". Ternyata emang, relaksasi saya bukan yang seperti ini,... Pengen, padahal.
 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja