Kiamat, Charger Laptop, dan karet Gelang

Kamis, 06 September 2012


Terlanjur. Aku sudah membuka Microsoft Word, jadi harus menulis. Menulis, bahkan jika aku tak tahu apapun untuk ditulis. Menulis, bahkan jika besok dunia kiamat sekalipun. Hey guys.! Bicara soal kiamat, kebayang gak kalo peristiwa seperti yang diperkirakan suku maya itu beneran kejadian? Yahh, meskipun kiamat model 2012 itu bukan model kiamat yang kita “elu-elukan”. Gimana rasanya yah?

Daratan-daratan bumi ancur berantakan gara-gara pemanasan global yang disebabkan oleh lidah matahari yang membesar, menyebabkan suhu bumi gak stabil. Gak pada takaran yang biasanya. Panas bumi yang merupakan pentenaga gravitasi, yang intinya ada pada inti bumi memanas secara tak wajar. Saluran-saluran lahar, ato lava, atao magma, ato apalah namanya, aq tak tahu, jadi gak karu-karuan karena memuai. Trus bumi meledak di sebagian tempat. Meladak men!! Meledak! MALADAK!!!. Trus, trus, es yang ada di kutub utara mencair, maka bumi dilanda banjir banding! Ah, maksudnya banjir bandang!! Udah, ah. Koq malah resensi film? Trus, orang orang berlarian!! TRUS!! TRUS!! PRESIDen AMekrika Serkitat PAANNIICK!! TRUSSS!! TRUSS!!

Udah kayak tukang parkir aja nih.

Tadi aku sempat stress berat, berhubung charger laptop guwa rusak. Kabel-nya pada putus, tepat di tempat dimana menyambungnya akan terasa sangat sulit. Dan ternyata tidak hanya sekedar terasa, tapi memang sulit nyatanya. Dan ternyata tidak sekedar nyatanya, namun memang sulit. Dan ternyata tidak sekedar memangnya, tapi betul sulit. Sulit. Oke, gue rasa lu udah dapaet intinya yah? Intinya sulit. SULIT. (diulangin lagi biar mantep).

 Oke, sulit. Hidup ini sulit, nulis kayak gini aja sulit. Gimana nanti kalo nyusun skripsi  yah? Pasti lebih sulit. Akankah sulitnya menyusun skripsi itu sesulit mencuri uang di bank century? (entahlah, jangan Tanya aku kenapa ada bank Century di situ), yang pasti tak sesulit mencuri permen dari tangan bayi. Dan apakah memang gampang mencuri permen dari tangan bayi? Bagaimana kalo bayi itu adalah anak pak SBY? Atau cucunya mungkin (jangan Tanya pula aku, kenapa ada pak SBY disitu).

Nah, sulit. Sulit sekali menulis seperti ini. Mengawang-ngawang tak tentu arah, tak ada tempat bersandar, tak ada dasar. Sulit, sulit, sulit (diulangin tiga kali, biar mantap n kayak upin-ipin). Nah, Upinkah yang ber-style 3 kali seperti itu? Ipin kah? Ataukah kedua-duanya? Mungkin kita bisa tanyakan hal ini pada menteri pendidikan. Atau mungkin anak filsafat tahu sesuatu. Sapa tahu?

Nah, mari kubawa kembali kau ke masalah charger ku yang rusak itu. Charger laptopku. (sekedar ngingetin).

Beralatkan plester bening, gunting dan semangat secukupnya, aku menghadapi charger jahannam ini. Sungguh menjengkelkan, karena aku tak memakai solder sama sekali, dan kabel yang ingin kusambungkan, tak sama panjang antara dia dan tetangganya. Oh, betapa menjengkelkan kehidupanku beberapa menit tadi. Setiap ingin kurapatkan dan kurekatkan dengan selotip, selalu dia mencuat ke atas dan tak nyambung lagi. Sungguh bukan sesuatu yang kuharapkan. Hanya beberapa menit aku berkutat dengan charger ini, namun rasanya seperti sudah berabad-abad.

Aku gondok sepenuh hati, benci penuh seluruh. Jika saja efek membantingkan selotip keren, sudah kubanting selotip itu dari tadi, sayangnya efek selotip ketika dibanting sama sekali tidak keren. Selotip gulung bening yang besar ini, jika dibanting akan memantul di lantai dan berhubung medan yang berbahaya, sangat memungkinkan pantulan nya akan mengenai mataku, hal yang sangat tidak keren. Gunting. Efek membanting gunting sebenarnya lumayan keren. Bingkas! Patah dua, juga tak ada resiko memantul. Namun perbaikan akan sulit, dan aku dimarahi bapak dan mama.

Apakah akhirnya aku gila? Meskipun rasa-rasanya hampir, untunglah tidak. Sebuah bahan canggih akhirnya memberiku ilham bagaimana cara memperbaiki charger ini. Karet gelang! Ya, bahan mulia itu adalah karet gelang. Pernahkah kawan-kawan terpikir tentang bagaimana karet gelang ini terbentuk.? Sebuah kegiatan yang memang tak menghasilkan uang, tapi kenapa pula setiap kegiatan harus diukur dari segi uang yang dihasilkan kegiatan itu? Nah, kembali ke karet gelang. Mari pikirkan sama sama bagaimana sampai karet gelang itu bisa kejadian ya?
Mikir…..
Mikir…. Mikiiiirr……
Miii…..kkkiiirrr…..
Miiiiii…….

Maaf kawan, gue nyerah. Bayangan sekalipun  tak ada yang bisa mengantar saya pada terbentuknya karet gelang. Bayangan yang muncul justru bayangan Mi. Bagaimana dengan kalian? Ada yang sudah terbayang bagaiamana makhluk bernama karet gelang terbentuk? Ok. Kuakui itu pertanyaan sulit. Dan sekalipun terjawab pun mungkin tak ada gunanya.

Yak, kembali ke charger laptopku yang malang. Bahan mulia tadi (karet gelang), saya pakai untuk membelit leher charger sampai kaku sekaku-kakunya. Seperti kuku kaki yang kaku-kaku karena tertusuk paku-paku. Setelah saya selesai dengan leher charger, saya memandang hasil kerja saya dengan (sebenarnya sih, tidak) takjub. BErkat itu, laptop saya jadi bisa difungsikan. Yayy!! 2 jempol untuk saya dan ide cemerlang saya.

Beberapa hari kemudian (dilarang ketawa!!) laptop saya (dilarang tertawa) di servis besar-besaran di computer city Makassar karena ada masalah serius pada chargernya. Saya mohon jangan tertawa.

Maka, dari pengalaman ini saya belajar. Bahwa charger laptop tak bisa dengan mudah diperbaiki. Apalagi jika kau hanya berbekal gunting dan selotip. Lebih parah lagi jika ternyata anda hanya anak jurusan Pendidkan Bahasa Arab yang sok tahu masalah perkabelan computer. Dalam kasus itu, bahan mulia setara karet gelang pun tidak terlalu membantu.

Karena saya memang asli penasaran, saya tutup tulisan ini dengan 1 pertanyaan pelik.
Siapa penemu karet gelang?

Sekian. Salam damai selalu.
Salam selalu.
Selalu.

Sekelumit Virus


KOMPUTER SEJUTA VIRUS. Itulah kurang lebih yang teman-teman katain mengenai barang yang aku pake ngetik ini. Dan untuk kalian ketahui kawan-kwan, mereka semua itu salah! Pokoknya ketiga kata-kata itu semua keliru. Oke, munhgkin menurut mereka itu dah benar. Tapi menurut gw itu salah besar. Pertama, kata KOMPUTER, itu jelas banget salah, karena barang ini adalah mahluk yang bernama LAPTOP. Udah keliatan kali, merekanya aja otaknya pada butek, tercemar oleh asap kebegoan n kabut ketololan yang tebal. Kata kedua dan ketiga, SEJUTA VIRUS, bukan sejuta kali, miliaran! Folder-folder di laptop ini gue boleh bilang ada jutaan lah, entah yang pernah gue singgahi ama yang enggak pernah gue tahu ada, tapi mereka ada, n gue yakin, setiap folder ini punya file format bat yang gak pernah gue bikin. Alias ada sendiri cing! Virus? Belum tentu, mungkin lebih parah. Dan, itu baru yang berformat bat, jangan lupakan yang berformat exe, atau yang lain, atau yang gak terlihat. SEJUTA jelas salah kan? Dan…..virus? oke. Orang-orang boleh anggap mereka virus. Gue enggak, gue nyebut mereka, para tamu kehormatan yang tak diundang. Hahaha.

Nahh… selanjutnya. Tentu kalian tahu yang namanya anti virus. Atau setidaknya pernah denger lah. Nah.. tentu kalian tahu apa gunanya anti virus itu. Masalahnya, yang terpasang di laptop gw Cuma smadav doang. Itupun karena waktu itu mau buka file-file yang di sembunyikan oleh virus. Stelah itu, gw praktis gak punya kepentingan lagi sama Pak Smadav. Hanya belas kasihan (atau kemalasan) sayalah yang membuat ikon Smadav tetep nongol di laptop ini. Ohya, beberapa kali gw sempat coba-coba matiin paksa nih smadav. Habisnya nyebelin banget sih. SOhib-sohib yang make smadav inget gak (gw ngetik ini dengan kesadaran, sohib-sohib yang gw maksud ini pasti sedikit banget, habisnya, smadav ini jadul banget, Cuma orang se bego gue yang masih make), smadav tuh selalu nongol di layar pertama waktu laptop di buka. Makan waktu. Nyebelin. Terakhir kali adek gue ngutak ngatik nih laptop, sampe hari ni, kebiasaan smadav yang itu dah gak pernah kumat lagi, gak taui juga dia apain tuh smadav.

Guys… Ngomongin laptop dan kerusakannya, gue punya kesadaran pribadi, kalo sebenernya gue bisa bikin nih laptop jadi tahan banting (bukan dijatuhin dari lantai 3 fakultas tarbiyah, trus digilas ma motor satria putih, apalagi digilas ama motor Suzuki smash titan, idihh amit-amit, sekali lagi bukan ), maksudnya tahan virus n antek-anteknya. Seandainya gue mau usaha dikit, nih laptop bisa gue bikin keren, gaya, berkecepatan maksimal dan segala-galanya yang baik-baik tentang laptop. Tapi enggak. Itulah gue, manusia tanpa inspirasi, ambisi, atau semangat berlebih, meski saya juga punya adiksi. (Bagi yang gak tau apa itu inspirasi, ambisi atau adiksi, bersyukurlah…. Kebodohan kadang adalah berkah). Laptop dan kerusakannya. Bagus juga dijadiin judul skripsi ya? Tapi saya anak fakultas tarbiyah n keguruan, gak bakal bikin yang ginian. Walhasil, sepeti inilah laptop saya. Terlihat (sangat) tua, dan (sangat-sangat) lamban, dan (sangat-banget) kebanyakan virus. Sampai mungkin virus-virus di laptop ini dah baku-bunuh n bikin kubu perang masing masing. Mungkin karena sengketa lahan data, atau kurangnya pendapatan perhari, atau adanya oknum-oknum tak bertanggung jawab. Atau sebagian virus emang dah ketuaan, sehingga dianggap pantas mati oleh virus muda. Entahlah, belakangan Negara ini memang makin kacau. (dan tulisan ini juga mulai  ngawur). Tancap mangg!!

Apakah virus beranak pinak? Kalau iya, apakah mereka lalu punya komunitas, keluarga misalnya? Kalau iya, apakah mereka ber- Kb? Gw yakin, menteri bkkbn sekalipun belum tentu sudah meng-audit ini. Lalu tugas siapakah meng-audit semua ini? Entahlah, orang gila sekalipun mungkin akan berpikir sejenak, jika anda bertanya pada mereka. (lalu tiba-tiba di pikiran mereka terbetik sesuatu “Ahh! Saya ternyata waras, saya tidak gila, orang yang bertanya ini yang gila”).

Teman-teman. Untuk menghindari kerusakan otak permanen. Seharusnya pembicaraan tentang virus ini gak boleh panjang-panjang (teman-teman bisa lihat sendiri kerusakan yang terjadi). Tapi asyik aja. Gw pernah baca di bukunya Agatha Christhie, katanya, memulai nulis tuh sulit, tapi mengakhirinya akan tersa lebih sulit. Gue gak tahu gimana mukanya Agatha christhie, atau siapa keponakannnya or sepupunya, apalagi saudara sepersusuannya, tapi gw yakin untuk kata-kata di atas, Agatha Christie kali aja benar. Nah… Untuk apa sih virus dirilis pada awal mulanya? Koq makhluk pengganggu ini bisa-bisanya dibuat? Pertanyaan ini seperti pertanyaan ular: Kenapa elang itu dicipta? Atau pertanyaan Kodok: Kenapa ular dicipta? Atau pertanyaan lalat air: Kenapa kodok dicipta? Atau pertnyaan makanan basi (ehh.. makanan basi bisa bertnya gak) : kenapa lalat dicipta?. Ya… kita-kita ini semata-mata nanya karena merasa dirugikan. Jadi perlukah pertanyaan ini dijawab? Yahh… itu sih terserah kamunya nanya ke siapa. (coba kamu nanya ke orang gila yang tadi, kalo boleh usul sihhh..). Yang jelas, seingat gw virus ini pertama kali dibuat oleh 2 mahasiswa iseng di luar negeri sana. Kalo gak salah di eropa. Gak tau juga di kabupaten apalagi kelurahan mana. Untuk saya tekankan! Ini ingatan saya, ingatan gw! Bukan ingatan budi, apalagi ani. Karena budi dan ani lagi pergi ke pasar.

Krziiiiiiiitrtttsssss@!!!!!......

Wahhh? Apa itu? Ahhh! Itu bunyi kabel korslet. Tapi bukan dari laptop or hape gue, juga bukan dari remote control tv gue.

Krrrzziiiiiiittttrrzzzzzz!!!!!......

Oh. Oh. Ternyata otak kalian yang korslet. Oke deh… Saya gak mau dituntut ma kemenkumhan karena merusak otak warga Indonesia lama-lama, apalagi saya masih ngambek karena gak keterima jadi pegawai di sana. Jadi gw tutup disini aja ya?

Krrzzziiiiitttssszzzzz!!!!.......

Bye!!!
Salam selalu..
Selalu.

Curhatun Abdun

Rabu, 05 September 2012


Okelah Tuhan. Okelah Tuhan, bahwa aku ini belum tahu apa yang sebenarnya yang paling kuinginkan, sesuatu yang tak perlu kata bosan dan malas disana, yang memang tak terdapat disana. Bahwa aku ini terlalu cepat bosan melakukan apapun. Terlalu cepat bosan pada banyak hal, segala hal, termasuk diriku sendiri. Kenyataan nya aku tahu banyak sekali kata-kata bijak tanpa pernah mengamalkan satu darinya secara berkesinambungan. Aku tak bisa berkomitmen, okelah, aku terima itu sebagai kenyataan. Kenyataan yang ingin kuubah tentunya. Aku sadar bahwa kekuatan kata-kata itu dahsyat, kekuatan keinginan itu luar biasa. Tpi kau, kekuatanmu jauh di atas segalanya. Kuasa-Mu yang mengatur alam semestsa. Kehendak-Mu yang membuat alam ini ada. Kekuatan-Mu yang membuat aku nyata, meski fana.

Aku tahu bahwa mengeluh itu tak baik. Tapi aku hanya akan mengeluh di depanmu Tuhan. Tak apa-apakah itu Tuhan? Toh, didepan-Mu aku memang tak ada apa-apanya. Tak ada hal yang terlaru keren buatku sehingga aku bisa mengerjakannya seharian, sebulan, setahun. Entahlah Tuhan, semakin aku berkaluh kesah seperti ini, semakin aku sadar betapa banyak hal yang sebenarnya aku sia-siakan. Aku sadar punya sejuta potensi yang orang lain sangat-sangat menginginkannya untuk ada pada dirinya, tapi tidaK.

 Tuhan, kau telah memilihku untuk memilki semua kehendak gila, semua kemampuan ini, semua cara pandang tak normal ini. Dan dengan sungguh tunduk dalam kepasrahan, juga dalam kepongahan, atau kebosanan, aku memohon, aku kadang bertanya “Apa yang harus kulakukan?”. Dengan otak seperti ini begitu banyak yang seharusnya sudah kuhapal di luar kepala. Betapa banyak kosakata yang seharusnya sudah kupelajari. Begtiu banyak pelajaran yang seharusnya sudah kukuasai. Begitu banyak tugas yang seharusnya telah kuselesaikan. Namun, lalu aku terhempaskan pada sebuah pertanyaan mendasar yang begitu mengerikan “Untuk apa kulakukan semuanya?”.

Kekosongan dalam hati ini minta terus diisi yaaaaa Tuhan. Terlalu jauhkah aku tersesat?. Aku mengahambakan diri padamu, hanya dalam sebuah tidur panjang yang bersambung dengan tidur lagi. Karyakan aku!

BAtu


Aku mengembara dalam malam, bukan untuk menjumpai cerita yang kau coba ubah untukku. Aku mencoba menemuimu!

Dalam hening, dalam sepi, dan dalam sunyi…
Kesenyapan akan merayapi malam, aku sendiri yang mengundang gagak hitam itu.

Tidak!! Kau tak punya hak untuk meminta ku menjadi pelayanmu, aku adalah pelayan-nya.
Kau tak mencintaiku.
Kau tak seperti malam berkabut itu. Kau hanya bayangan setan putih.

MEski sadar penuh seluruh, dan kucoba bangkit..
Namun tak ada satupun jalan tanpa jejakmu.
Tak ada satupun tempat tanpa helaan nafasmu..

Ya!! Aku terlalu mencintaimu, wahai setan putih. Wahai burung hantu tak bertuan.
Kau mengejarku dalam mimpi terburukku.
Kau menajdi corak kelabu di setiap mimpi indahku.
Kenapa kau selalu ada untukku!?

Aku ini kecoak kecil yang menakutkan. Yang terbiasa dalam kegelapan sendirian.
Kau burung hantu. Kenapa kau tak memakanku.
Kenapa kau keluarkan aku dari liang ini?
Kenapa kau tunjukkan padaku dunia manusia?

AKu tak ingin mengubah setiap tarikan nafasku..
Namun disini ada namamu!
Kenapa harus namamu??

Disini, penyesalan ku tumpah bukan untuk ditangisi!

Ingatkah batu yang kau katakan malam itu bertengger di tenggorokanmu?
Kau tahu? Mungkin itu satu-satunya alasan aku mencintaimu….
Irnawanti Abnurah…..
 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja