Cinta Itu Kapan?

Jumat, 18 Oktober 2013

"I Love U!" Kata dia. Sejenak Firapu terdiam. "U Love me, Huh?" Respon Firapu akhirnya.
"Sure... Kalo begitu, apa warna kseukaanku?" Tanya Firapu tiba-tiba.
"Eh?" Windy tercelekit. "Permisi?"
"Ayo.. Jawab saja pertanyaanku, Windy.." Firapu tersenyum dengan pertanyaannya kali ini, dia tahu apa di pikiran Windy. Dan Windy kali ini mulai sedikit gemetaran. Senyum yang tadi dia bawa perlahan hilang, dia tahu apa di pikiran Firapu.
"Aku tidak tahu..." Jawab Windy akhirnya. Jawaban yang keluar itu tanpa dia duga-duga mengagetkan dirinya sendiri.

"Kamu tahu Aku mencintaimu Windy. Dan kurasa kamu cocok dengan itu. Kau senang dengan keberadaanku. Aku juga senang dengan itu. Aku senang mencintaimu, tapi aku bisa semaksimal ini justru karena aku HANYA temanmu. Jika kau ingin aku terus begini kurasa aku bisa, tak usah paksa dirimu mencintaiku. Sedetik tadi aku senang sekali, sungguh.... Aku bahagia untuk sedetik tadi. Tapi Please, Windy.. Jangan ulangi lagi. Lain kali belum tentu pikiranku bisa sejernih tadi, aku bisa betul-betul percaya pada kata kata itu, dan itu tak baik. Tak baik untukku, lebih-lebih lagi untukumu. Sungguh.. Windy... Jangan ulangi lagi, ketika sedetik kebahagiaan tadi pergi, aku rasanya mau mati karena rasa sakit yang hadir ketika aku tahu itu bukan yang sebenarnya terjadi.."

"Maafkan Aku, Firapu...." Kata Windy akhirnya, getaran di tubuhnya masih ada, tapi dia mulai menenangkan diri.

"Aku tidak tahu, Windy. Kenapa AKU MENCINTAIMU. Dan kenapa KAMU TIDAK MENCINTAIKU.. Let's be just friend again, ok? Forget all this..."

Entah kenapa, Windy tidak sedih, tidak juga senang. Dia tidak tahu apa yang dia rasakan. Yang pasti saat dia mengangkat muka dan menatap muka Firapu, disitu ada senyum luka yang terlalu indah...


Belum banyak yang berubah sejak kau pergi, hanya saja kamu tak lagi disini.....

Dua Anak Kecil

Selasa, 15 Oktober 2013

Dengan cara ini perlahan dia akan hilang. Kalau kamu mau terus membiarkan dia sendiri begitu dia akan hilang. Kalau kalian terpisahkan untuk waktu yang lama dia akan hilang. Kalau kau mati dia akan hilang. Kalau dia pergi jauh dan tak menemuimu lagi dia akan hilang. Kalau begitu, dia akan hilang dan tak bisa kamu temui lagi. Dia ingin bersamamu, ingin selalu bersamamu.

Kamu bertemu dia saat dia sendirian. Dia tak pernah punya teman, dibenci semua orang, tak ada yang mau bermain dengan dia. Lalu kamu datang dan bermain dengan dia, dia senang karena akhirnya merasa punya teman. Setiap malam kalian berdua bermain bersama. Kamupun senang bisa bermain dengan dia, Bukankah begitu? Lalu suatu malam tiba ketika dia tahu akan dipindahkan. Dia akan berpisah denganmu untuk waktu yang lama, mungkin untuk selamanya. Karena kalian berdua tak tahu apa yang akan terjadi lagi.

Seperti apa cerita satu halaman penuh tentang perpisahan? Mau sebanyak apa kata-kata yang terpakai untuk mengatakan "Dengan cara ini, dia akan hilang". Karena mungkin di daerah sini dia tidak diperlakukan dengan mungkin, mungkin disini dia hanya dibenci dan dilempari batu. Tapi hanya disini dia bisa bertemu kamu, satu-satunya teman yang dia miliki. Jadi dia tidak peduli seburuk apa mereka memperlakukan dia, selama dia punya kamu dia bisa bertahan. Hanya sebanyak itu mungkin, kata untuk menceritakan perpisahan. Tak perlu kata tangis dan air mata atau sedih, meskipun nanti di kenyataannya memang ada. Tak perlu nama tokoh dan  nama daerah.

Dan gambar dia ketika sedang duduk jongkok di pinggir sungai itu. Yang memulai cerita kalian berdua sebenarnya....


 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja