Cantik Itu Cintakah???

Kamis, 19 September 2013

Semakin kuperhatikan kurasakan dia dan aku semakin menjauh... Bukan dalam artian harfiah, tapi ini soal rasa dan hati. Aku percaya ini mungkin yang terbaik yang harus terjadi. Tak perlu memaksakan kehendakku jika itu hanya memperburuk keadaan. Sudah cukup banyak masalah yang ia dapatkan dalam kehidupan yang ia ceritakan padaku, menurutku tak perlu kutambah-tambah lagi. Sejauh inilah perkembangan hubunganku. Kudapati dia kembali terbuka padaku, kami kembali akrab, nampaknya dinding kabut yang menghalangi kami untuk berkomunikasi telah diangkat.

Tapi bukan itu yang terjadi dihatiku. Di dalam sini aku hanya semakin jauh, semakin tertutup, dan dinding itu semakin tebal. Rasanya jadi serba salah, karena justru dari "Luar", aku bisa melihat ke "Dalam". Ya, kira-kira seperti itulah... Jadi sejauh ini kesimpulanya begitu, "Dia juga bukan satu itu". Bukan belahan jiwaku. Sejauh ini selalu seperti itu ingatanku, dia selalu sudah punya seseorang. Dan ini belum juga satu tahun. Berapa banyak orang yang kau kenal selama kurang dari satu tahun, tapi memberi dampak yang begitu besar?

Hanya sejenak nafas yang kutahan pelan-pelan. Yang kunikmati dalam hirup, dalam lepas. Aku percaya kelak ada seseorang yang mencintaiku, mau bertahan untukku. Aku percaya aku tak seburuk itu. Lalu aku lihat cermin sekali lagi, tahulah aku masalahku apa. Yang kucari cewek cantik. Bukan anak baik-baik atau yang sopan, atau yang terhormat. Yang kucari cewek cantik. Yang badannya kecil dan parasnya menawan. Disitulah masalahku ternyata. Yang kucari cewek cantik yang mencintaiku. Maka wajarlah cerita kehidupan cintaku tak damai. Mungkin caraku mencari salah.

Namun begitulah aku. Ya itulah aku. Ya inilah.. Kenapa selalu jum'at?


Hmmmpppfffttthh

Jumat, 13 September 2013

Kadang kau tiba di satu posisi, ketika kau tahu kau tak bisa lari, tapi kau berusaha lari. Ketika kau tahu tak ada gunanya sembunyi, tapi kau berusaha sembunyi. Kadang kau temui kondisi, ketika kau  tahu mana yang benar untuk dilakukan, dan mana yang salah, kau tahu persis, tapi kau melakukan hal yang salah, dan kau benci itu. Kau tahu seharusnya kamu tak ragu, tapi kau juga tak yakin. Kamu tahu seharusnya kau melakukannya sekarang, tapi kau menundanya. Seribu alasan kau tampakkan, seribu alasana kau buat. Hanya untuk menunda yang sudah pasti harus kau lakukan.

Kenapa? Dan kau bertanya kenapa. Kenapa itu terjadi berulang-ulang kali. Kenapa ketika akhirnya kau melihat harapan untuk sembuh, tiba-tiba kau ingat 'Aku Sakit'. Apa? Apa yang menanti di masa depan? Untuk melakukan ini? Untuk apa melakukan ini? Aku dapat uang. aku dapat pujian, lalu ap??? Kenapa begitu sulit menikmati detik ini yang tak pernah bisa terulang? Dan semua pikiran-pikiran ini tersimpan jauh di dalam kepalamu. Bergelung menjadi asap tebal yang selalu siap menjahilimu sewaktu-waktu. Kupikir ini salah satu wujud musuh dalam selimut.

Kau sadar dirimu tak terlalu bagus. Kau dapati rencanamu tidak begitu bagus. Kau temui perkiraanmu jauh dari titik aman. Kau temui ketidak pastian menghantuimu dari sisi negatifnya.."Bagaimana kalau kau gagal??"... 'Bagaimana kalau orang-orang tidak suka?', 'Bagaimana kalau...bagaimana kalau... bagaimana??'... Dan kau dapati dirimu mulai takut pada kemungkinan-kemungkinan buruk yang sebenarnya kau buat sendiri itu. Lalu kau mulai mencoba meminta pendapat orang, berharap saran orang bisa memperbaikimu, berharap orang memujimu sebelum kau melakukan apapun.. Dan kau mulai membual-membual-dan membual. Dan ya, Mereka memujimu... Kamu tersenyum penuh kemenangan. Tapi disana, jauh di dalam hatimu terbaring kenyataan yang kau paling tahu... itu semua BOHONG!!

Kau mulai menemui lebih banyak orang, membual makin sering, dan mereka memujimu lagi, senyummu makin lebar, bahkan kini kau berani tertawa..... Tapi suara di hatimu itu tidak pernah berubah, juga tidak mengecil, tidak tertutup oleh tawamu... Tiba-tiba tepat di telingamu berdenging sesuatu, kata hatimu "Tapi bagaimana kalau kamu gagal? Aku gak yakin itu menarik.". Untuk sejenak semua tiba-tiba berhenti, kau mendadak membeku dalam kekagetan yang amat sangat. Kau telan ludahmu pelan-pelan.. Itu bukan suara dari dalam, bukan dari hati, bukan fikiranmu... Itu perkataan seseorang..... Tawamu mengecil, senyummu memudar. Kau merasa baru saja jatuh dari bulan.. Dan orang itu tak tahu apa yang terjadi padamu, "Hey... Bagaimana kalau kamu gagal? kayak nya itu kurang menarik deh..". Kau berpaling padanya, kau bangkit, ya kau bangkit, kau berpikir "Mungkin aku bisa membual sedikit lebih lama.."...."Yah...Itu bisa saja terjadi!", katamu dengan gagahnya, dengan kalemnya, dan kau mulai membual lagi.... Tapi jantungmu berdetak kencang, urat-uratmu menegang. Saat itu tubuhmu sedang berteriak keras-keras "AKUILAH!".

Ketika akhirnya kau kembali ke tempat tidurmu. Mata kau pejamkan, tapi matamu tidak mau. Mulut kau katupkan, tapi mulutmu tidak mau. Dan seakan bisa kau dengr degup jantungmu dengan jelas, saking kencangnya. Udara begitu bersih tapai kau bernafas seakan hampir kehilngan oksigen.. Dan kau memperhatikan nafasmu seakan takut paru-parumu berhenti memompa jika kau tak memperhatikan. Dan kau mulai berhenti memikirkan sesuatu... Kau mulai berhenti mengharapkan keajaiban,.. Kau hapus pujian-pujian itu. Malam itu kau tak tidur sama sekali. Tapi paginya..... Ketika kau sama sekali belum tidur, tiba-tiba tanganmu bicara... "It's gonna be hard, Bro.. But Lets Do this... Lets see what we can got with this.."

Seorang agung kurang lebih 1400 tahun lalu pernah memberi kapak pada seorang gelandangan dan berkata, "Ambil ini, di hutan banyak kayu, tebang.. Jadikan kayu bakar dan Jual.."....Seluruh jagad raya Bershalawat padanya Sampai hari ini....


@iqbalsahawi

Selasa, 10 September 2013

Kalau melihat judulnya, kalian para manusia jaman sekarang pasti sudah paham, apa yang akan saya bahas. Kecuali ada diantara kalian yang dibawa ke zaman ini dari zaman batu dengan mesin waktu atau telepati. Mungkin masih ada yang melenceng? Baik saya luruskan, saya akan membahas Twitter. Dan yang diatas itu adalah akun saya di dunia twitter. Follow me ya!!! Tapi maaf, saya tidak menjamin akan mem folback sodara. Bukannya apa, saya tipe orang yang memperhatikan TL saya, sehingga kalau terlalu banyak twit sering pusing dan kesasar, jadi saya agak membatasi jumlah akun yang saya follow.. Bukan kah itu tujuan asal dan dasar twitter? Untuk mencari dan berbagi twit-twit yang bermanfaat atau seenggak-enggaknya menarik untuk diketahui.

Ternyata pemahaman dasar saya mengenai fungsi twitter yang seperti ini sering membawa saya ke polemik dan masalah yang cukup ciamik. Karena pemahaman seperti ini, saya pernah mengirim pesan ke salah satu orang yang saya follow dengan nada, "Eh... Kalo ngetwit yang asik dong!", padahal belum tentu semua twit saya juga asik. Pernah juga twit orang saya koment dengan "Eh... Yang ginian masak harus di twit juga sih?", dan dibalas dengan "Suka-suka gue dong, twitter twitter gue kan?", bener juga ya? Saya sampai pernah nemu satu akun yang bionya tuh gini, "Yang nemu twitter aja gak pernah protes kite pade mau twit apaan, siapa lu yang mau sok ngatur-ngatur twit-twit gue?". Khas anak muda jaman sekarang banget. Apapun yang kita proteskan padanya akan ditangkis dengan "Suka-suka gue kan? Ini HAM!". Zaman ini terkenal dengan slogan "Dilarang Melarang".

Nah, ternyata prinsip saya seperti yang diatas juga juga membawa beberapa efek bawaan. Bukan salah prinsipnya, tapi salah sayanya. Kriteria saya untuk twit-twit yang bermanfaat dan menarik ternyata agak sedikit ngawur. Akibatnya, saya meng-unfollow  hampir semua akun 2 tipe, kata-kata bijak dan berita. Alasan saya tidak terlalu sreg dengan 2 tipe akun seperti ini adalah:

1. Menuh-menuhin TL. Akun twit dengan 2 tipe ini bisa meng update twitnya dalam skala menit, bahkan detik.
2. Untuk Berita, sering ada berita gak jelas. Iya, bener... gak semua sih.
3. Untuk Kata Bijak, udah sering denger di tempat lain. Juga banyak akun palsu.
4. Sering di retweet teman saya, sehingga jadi banyak twit berulang (kembali ke point satu, menuh-menuhin TL)
5. Untuk kata bijak, kadang saya bisa bikin sendiri. Hahahaha, kalo yang ini egoisme saya sendiri.

Anyway.... Bagi kalian yang punya akun twitter selamat ber twitter ria. Silahkan twitlah segila apapun kalian inginkan.... Meski sebenarnya ada kode etik tertentu yang harus dipatuhi di dunia maya, tapi biarlah... Kadang dunia ini memang butuh beberapa warna aneh, kata kata tak bijak, dan twit-twit gak jelas. Mari kita budayakan Toleransi karet yang berlaku di kedua belah pihak. Sehingga nanti slogan zaman ini bisa di geser, dari "Dilarang Melarang" menjadi, "Laranglah yang harusnya dilarang, jangan melarang yang gak seharusnya dilarang"... Lets Learn! WE are YOUNG!!!


Wahai Diriku?

Minggu, 08 September 2013

Aku dan diriku seperti tak saling mengenal lagi. Sudah tak mesra seperti dulu lagi. Kadang jika kulihat cermin, kulihat pantulan wajahku mendengus benci, seakan dia berkata, "Minggir!". Aku semakin takut pada diriku sendiri. Aku pernah mempelajari ilmu mendeteksi kebohongan dari sebuah film, sejak itu aku selalu mempraktekkan ilmu ini. Sekarang aku jadi kesulitan percaya pada orang lain, jadi kesulitan bicara atau minta tolong pada orang lain. Dan ketika aku berputar untuk melihat diriku sendiri, tiba-tiba kutemui wajah penuh cacat dan luka, yang semua kebohongan dan kebejatannya kuketahui. Orang yang selalu tidak aku sukai, ternyata dia disini....

Sedekit lubang kecil di pintu yang ingin kubuka, atau mungkin pintu yang sekedar ada disana. Wahai diriku, kudengar jeritanmu. Wahai diriku, kulihat tangisanmu meski tak ada air mata mau mengalir. Kurasakan betapa besar lukamu meski tak sanggup tangan ini meraba. Kudengar kau memanggil... Mungkin yang kau panggil bukan aku, tapi coba kau tengok, Kawan. Akulah satu satunya yang mendengarmu ketika semua yang lain berbalik pergi meninggalkan. Aku satu-satunya yang masih disini, mendengarkan ceritamu seburuk apapiun itu. Aku satu-satunya yang bertahan menemanimu ketika topeng kepalsuan mereka akhirnya kau buka. Jadi kenapa tak kau terima saja aku ini?? Dan mari kita selami lautan mimpi ini sekali lagi.

Wahai diriku, kau dan aku satu yang ditakdirkan  bersama....Dalam suka dan dalam duka, sampai kelak ajal sekalipun kita masih akan terus bersama. Jadi kenapa tak kita bakar sekalian bumi ini jika memang tempat mu di neraka? Karena rasa-rasanya akupun takkan masuk di surga kalau kau tak mau. Wahai diriku, kita berdua memang mencintai wanita cantik kan? Iya kan? Kau dan aku tak peduli sebejat apa mereka, sebodoh apa mereka... Tapi kau mencintai wanita cantik kan? Tapi benarkah begitu? Apa memang seperti itu? Aku tak bisa menjawabnya. Yang aku tahu, jawabanku pasti juga jawabanmu.

Jadi kenapa tak kau terima saja diriku? Ayo kita bakar malam ini sama-sama. Ayo jalan-jalan keliling dunia. Karena pada ujungnya aku harus mengaku. Tak peduli kata siapa atau apa. Ternyata setelah begitu jauh mencari belahanjiwa dan cinta, aku dipaksa kembali dan mengaku. AKU itu KAMU. AKU itu DIRIKU.

Jadi kenapa tak kau terima saja diriku?
Wahai diriku?


Mimpi Tenggelam tapi Tidak

Sabtu, 07 September 2013


Semalam saya mimpi tenggelam, saya dalam kehidupan nyata memang tidak tahu berenang. Biasanya mimpi tenggelam itu menandakan saya sedang ketindihan, dan artinya saya ketakukan setengah mati dalam mimpi itu, mimpi tenggelam itu mimpi buruk bagi saya. Tapi khusus semalam itu tidak. Saya tidak ketakutan sama sekali. Karena semalam tidak seperti mimpi tenggelam lain sebelumnya yang saya ingat. Kali ini saya tidak tenggelam sendirian. Saya tenggelam bersama seorang gadis.

Jadi dalam mimpi itu saya sedang menemani dia jalan-jalan ke pantai. Dia memakai baju u-can-see warna pink, dan celana training warna hitam. Sampai di tempat ternyata itu bukan pantai seperti pantai lainnya, pantai itu tidak punya dataran pasir yang menjadi bibir pantai, alih-alih yang terlihat malah turunan miring yang tersusun dari dinding batu halus, seperti yang sering dilihat membatasi pelabuhan-pelabuhan besar. Dan ketika tiba ternyata kami dapati tempat itu lumayan ramai.

gambar tangan (soalnya mimpi)

Di ujung kanan jauh disana, ada orang sedang berorasi, (pidato, ceramah? khutbah? entah ngapain gak jelas. Pemimpinnya sama saya saling kenal, bahkan dia sempat melambai ke saya.. tak usah disebutkan disini, cuma mimpi juga koq). Di bagian kiri ini saya ndak kenal siapa-siapa. Kita berjalan ke bagian tengah itu berdua. Seingat saya, saya hanya jongkok saja melihat-lihat ke bawah.... Tiba-tiba si cewek ini malah meluncur turun! Dia meluncur turun seperti papan luncur! Ya, papan luncur. Dengan posisi menelungkup dan kepala mengarah ke bawah. Untunglah dia sudah memakai pakaian tambahan sebelum meluncur, sepertinya tadi pakaian tambahan itu dia taruh di tas. Saya panik, tapi masih melihat keadaan dulu (siapa tau dia memang siap, kan?). Ketika sampai di bawah (alias laut), ternyata dia megap-megap, baru tanpa pikir panjang saya ikut lompat.

Ketika saya sampai di laut, dia sudah betul-betul tak lagi tampak di permuakaan, sekuat tenaga saya meraih ke dalam air laut. Saya seperti sedang merogoh ke gunungan jelly, air laut seperti memadat. Saya merasakan sedikit di depan tanganku ada riak juga. Tanpa melihat apa-apa saya arahkan tanganku ke sana, dan saya temukan tangannya, kucengkram kuat-kuat. Saya rasakan dia juga mencengkram balik dengan sisa tenaganya. Sekuat tenaga kuangkat tangan itu, dan "Buahh!!!" Kepala gadis itu tiba-tiba menyeruak di permukaan. Saya benar-benar lega tapi masih panik, saya tidak tahu berenang, apa yang harus saya lakukan sekarang? Tapi di mimpi itu saya merasa ada aliran di kaki saya yang saat itu di dalam air, dia bergerak mendorong ke atas, saya tidak tahu bagaimana cara kerjanya, tapi itulah yang terjadi. Saya bisa mengapung di tengah laut. Kupertahankan kondisi meski susah payah, karena ada bobot gadis itu juga di tanganku.

Saya tidak ingat bagaiamana jelasnya, tapi tiba-tiba ada ledakan air. Dan saya terbangun... Saya melihat ke kanan saya... disitu ada botol kaca Coca-cola ukuran besar yang kosong... Tapi ada air mengalir di dinding bagian dalamnya. Air Laut...*

Nb: Sya  masih tidur ternyata saat ini. Jadi ini mimpi lapis dua. Saat betul-betul terbangun. Botol kaca coca-coal itu tidak ada. Memang tidak ada.

Hari Biasa, Lamunan

Jumat, 06 September 2013

Ini hanya hari biasa  seperti hari lainnya. Saat kita duduk bersandar di dinding dan tidak melakukan apa-apa. Hanya berusaha menggali ingatan-ingatan atau malah tidak memikirkan apa-apa. Sesekali terlintas wajah orang yang kita cintai atau kita benci, atau kenangan-kenangan ketika kita sendirian berjalan menyelusuri kota atau desa. Ini hanya hari biasa seperti hari lainnya, di siang hari ketika kita bersandar dan mendengar suara-suara. Saat aku sudah tidak tahu mau melakukan apa. Hanya saat sendiri dan tenang. Sedikit sedikit suara orang memasak, atau orang ngobrol di luar rumah terdengar. Dan ada sinar matahari hangat yang masuk, yang kadang saking seringnya hadir bisa menipu kita seakan-akan dia tidak ada.

Dan kadang ada seseorang tiba-tiba datang saat kita sendiri, mencoba bertanya dan berbasa-basi, "Tidak tahu,", jawabku... Lalu kusadari ada headset terpasang di telinga, tapi tak ada suara disini. Sekedar terbiasa memasangnya, dan terasa aneh jika dilepas.Betapa banyak yang ingin kita ceritakan, betapa banyak yang kita ingin katakan. Namun semuanya kita telan saja, dan kata itu tak pernah menemukan jalan keluar. Betapa banyak yang ingin kuketik. Mungkin tentang bisul yang tiba-tiba muncul di perut, yang semalam kutusuk dengan jarum tapi tak keluar juga nanahnya. Ini pertama kalinya saya dapat bisul di perut.

Sangat mengganggu, kadang suara manusia lain terasa sangat mengganggu, tak peduli dia sedang mengaji, bershalawat atau bernyanyi, berdoa sembahyang atau berbisik, suara manusia kadang bisa sangat mengganggu. Apakah kau merasakannya juga seperti saya? Setiap waktu? Sering terlintas di kepalaku betapa aku rindu pada diriku yang dulu. Yang membuka mata dan telinga selebar-lebarnya, yang sanggup menonton film seseram atau secengeng apapun, yang sanggup mendengar suara siapapun, yang bisa melihat ekspresi apapun. Dan kadang sekedar ingat itu saja kita tersenyum. Disana sendi kehidupan hilang hadir tak kau sadari. Dan aku disini takut menatap masa depanku.

Ini hanya hari biasa, saat tangan kau sandarkan di jendela. Tak ada lagi yang bisa dikerjakan, tak ada lagi yang mau kau lakukan, kau hanya menikmati kekosongan ini. Menikmati angin, menikmatai cahaya hangat matahari, meneliti aliran udara, mengamati nafas yang naik pelan teratur di dada. Kujumpai titk itu lagi.


 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja