Sandal Pendamai.

Selasa, 07 Agustus 2012

MAri menulis sesuatu yang bermanfaat sedikit. Tak lagi tentang grasak grusuk masalah hidup sehari-hari. Atau pemikiranpemikiran gila yang dipaksakan mendidih. MAri memulai sesuatu yang menyejukkan hati. Hatiku dan hatimu.

Tapi..
Itu justru sulit sekarang.
Karena aku sedang terbakar.
Terbakar sampai berdarah-darah.
Terbakar dari ujung kepala ke ujung kuku kaki.

Kalau begitu, aku mau mencoba cerita padamu soal sendal. Tentang sebuah sendal hitam karet-semi-kulit yang kami beli di pasar barang bekas toddopuli. Yang dipakai adikku ke tarwih semalam.

Selain enak dipake, nyaman, sendal itu hampir tak punya kelebihan lain. Kenapa? Karena yang pertama, jelas, dia barang bekas. Yang namanya bekas setahu saya gak pernah sebagus yang gak bekas. Contohnya hape saya yang bekas, yang Sony ericcson K-360-i. Mungkin karena pengaruh bekas itu tadi, hp sy yang itu jadi cepat sekali lowbat, alias kehabisan batre. Tapi bagi saya bekas baru sama saja, yang baru kan nanti jadi bekas juga (siap membela barang sendiri sampai mati. Hmp!). 

Kedua, nyaman dikaki, belum tentu nyaman di mata, meski tetap nyaman di dompet. Kan barang bekas toh? So pasti murah, sama hp sony sy tadi murah juga.(tapi tidak murahan! Sekali lagi, siap membela barang sendri sampai mati. Hmmppff!!). Ya, tidak terlalu nyaman dimata, karena penampakan sandal itu jelek (maaf, terlalu jujur). Modelnya kayak sendal bapak-bapak, trus udah keliatan banget nih sendal bekas, keliatan angker! Banyak terkelupas dimana-mana (sama, hp saya yg sony juga catnya banyak terkelupas di bagian pinggir, tapi tetap bagus!!).

Sendal itu aslinya punya saya, setidaknya pertama kali dibeli ya itu saya yang pakai, tapi seiring berkembangannya zaman dan era globalisasi, sendal itu pindah tangan, maaf, maksudnya pindah kaki ke adik sya (tak tahu apa hubungannya sama era globalisasi). Sama, hp saya juga sering pindah tangan ke adik saya. (tak tahu juga kenapa Hpe Sony itu terus terusan disebut).

Suatu waktu (alias 2 malam yang lalu). Saya bertengkar hebat sama adik saya yang pakai sendal itu. Adik saya yang pakai sendal itu, kadang memang sangat menjengkelkan. Adik saya yang pakai sandal itu (selanjutnya kita sebut Arif saja ya? kebetulan, kalo ndak salah ingat, itu namanya). Mungkin karena Arif itu mirip sama sya. intinya, malam itu kami bertengkar hebat.

Besoknya kami berdua melakukan aksi diam. Dia diam sama saya, saya diam sama dia, Dewi persik sama ahmad Dhani juga Diam Diam. Kalo dia bicara saya diam, kalo saya bicara dia diam, kalo Dewi Persik sama Ahmad Dhani Diam Diam.Intinya kami diam-diaman, Dewi Persik sama Ahmad Dhani juga Diam Diam (siapa yang bawa Dewi Persik sama Ahmad Dhani kesini ya?).

Hampir seharian kami diam-diaman, (Dewi persik ma Ahmad Dhani udah saya suruh pulang). Pokoknya dari bangun makan sahur, sampai tidur pagi (pas di tidur pagi, sempat ketemu di mimpi, diam-diaman juga), sampai bangun lagi, dia diam, sya juga diam (krna masih tidur). Lalu buka puasa, sampai shalat tarawih, diam-diam. Sampai tiba-tiba!! Sendal yang dari tadi saya ceritakan itu hilang sebelah! Ketukar ma sandal orang lain. (saya curiga itu sandalnya ahmad dhani, heemmmm.)

Gue tiba-tiba, entah kenapa, refleks ngomong nanya, "Dah Ketemu?" (mungkin ada semacam ikatan mistis antara sendal bekas itu sama saya). Dia juga refleks jawab "Belum!". Cukup itu saja. Sisanya semuanya dah cair lagi...
Sendal itu ternyata punya kelebihan lain, kemampuan mendamaikan.



*NB : Seandainya yang ketukar tadi malam sendal sya, mungkin ceritanya bakal lain, karena saya yakin, Ahmad Dhani gak punya sandal kayak punya saya. :p

**Hayooo.. Pusing kan sandal saya yang mana?
 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja