Karang Pantai Benteng "Oudaya"- Rabat, Maroko

Jumat, 12 Juli 2013

Di Rabat ada pantai yang indah sangat!Nama pantai ini "Oudaya". Keren sangat lah. Karena ada "sentuhan" bentengnya! Ya, ada pantai di depan sisa-sisa benteng di Rabat ini. Kalo dari jalan soekarno mau jalan kaki kesana lumayan jauh. Tapi tetap bisa, dan asyik juga! Dari jalan soekarno itu kita mundur sampai keluar ke jalan utama. Stasiun ada di sebelah kanan kita, kita belok kiri. Terus jalan lurus-lurus saja. Di depan sana ada pasar lho! Ramai. Nih, coba lihat! Kiri kanan kita ini penuh toko kan! Dan banyak kafe juga. Tapi hati-hati kawan, kalau memang tidak punya uang banyak, tidak usah singgah di kafe. Kafe-kafe di sini tarifnya gila-gilaan. Teman saya pernah nyeruput segelas kopi hitam kecil di salah satu kafe, harganya 18 dirham. Itu setara 20.000 rupiah kurang lebih. Mari jalan terus.

Nah, itu rail tramway. Sudah pernah dengar? Dia itu semacam transportasi yang berbentuk kereta kecil tengah kota. Saya pribadi belum pernah naik yang itu sampai tulisan ini dibuat, tapi teman-teman saya yang lain sudah pernah. Saya cuma mau memakai rail ini sebagai patokan tempat saja, hehe. Dari sini kita akan jalan ke sebelah kanan. Yah, supaya enak jalannya, kita harus nyebrang. Liat kiri-kanan. Awas! Disini jalurnya terbalik sama indonesia, antara kiri dan kanan. Jadi istilah belok kiri langsung disini gak ada, yang ada, belok kanan langsung. Sukses menyeberang kita ambil arah yang tadi saya bilang. Kita berjalan di samping kiri jalan. Ini perjalanan yang lumayan panjang. Semoga kau bawa air putih atau minuman segar. Itu sangat membantu. Nanti kita sampai di sebuah persimpangan jalan yang lumayan besar.

Setelah sekian panjang jalan kaki yang lumayan melelahkan, kita sampai juga di pesimpangan ini. Ada yang mengarah keatas. Diatas sana ada tempat menarik lainnya. Ingat-ingat ini. Tapi jalan kita di bawah. Karena kita mau ke pantai kan? Jalan ke bawah ini bentuknya tangga. Dan di tangga ini asyik juga buat foto-foto. Karena disini ada papan penunjuk jalan yang banyak memuat tulisan-tulisan Arab yang bertuliskan tempat dan arah. Jadi berasa banget lah, luar negeri nya, kalo ambil foto disini. Lepas foto-foto di tangga kita jalan lagi. Turun lalu nyebrang. Di depan kita sudah betul-betul laut. Angin laut sudah terasa sejak tadi. Tapi ini belum apa-apa. Ini belum pantainya. Kita bisa memilih jalan di trotoar atau di pinggiran pantai. Ku usulkan kita lewat pinggiran pantai saja. Supaya bisa lihat pemandangan keren. Tapi kalu lewat trotoar juga bisa. Rutenya sama, lurus ke arah berlawanan dari tempat kita datang tadi. Lagipula dari sini kita sudah bisa melihat menara yang sangat tinggi dan keren. Itu patokan kita. Kita menuju kesana!

Kalo lewat trotoar, kita bisa langsung lihat semcam benteng, dan kita bisa tahu jelas harus kemana. Tapi kalau lewat pinggiran laut ada tangga dulu yang harus kita daki. Juga beberapa undakan yang kita lewati sebelum tangga itu. Pokoknya ketemu tangga kita naik. Misalnya saya lewat trotoar dan kamu lewat pinggiran laut itu, asal kecepatan jalan kita sama-sama santai, saat kamu sampai di tangga, kita bakal ketemu lagi. Toh tidak ada penghalang antar pinggiran laut dan trotoar jalan, hanya ketinggian dan pagar. Mari jalan sama-sama ke benteng itu. Di depan bekas benteng ini, kita istirahat takjub sejenak. Keren, ada tangga-tanggaan juga, ada dua!


Sebelum tangga-tanggan itu, di samping kanan kita tadi ada semcam pintu ke bawah tanah kan? Kita bisa leat situ juga kalau mau ke pantai. Tapi itu lebih seru buat jaln pulangnya. Mau masuk kita lewat sana saja, ada pintu juga setelah tangga-tanggaan kedua. Di pintu itu kita masuk. Ikuti bau garam! Bau asin air laut yang akrab. Atau mungkin hawa dingin sejuk asem manis khas angin pantai yang terpantul-pantul sepnjang dinding sisa-sisa benteng ini. Di situ ada lorong tak beratap, itu jalan kita. Sekarang di kiri-kanan kita banyak toko-toko, ada pameran juga. Nikmati saja perjalanan ini. Nikmati gang-gang kecil misterius di kanan-kiri kita. Gang-gang bernuansa biru itu terasa cocok dan romantis dengan bau garam ini. Angin ini.

Tiba-tiba di sebelah kanan kita, ada Tuhan sedang tersenyum memanggil! Ya, disitu, di sebelah kanan beberapa langkah lagi, ada lorong kecil yang tepat di ujung mulutnya adalah sebuah pintu masuk masjid yang sedang tertutup dengan anggunnya, ada pintu yang berdiri gagah. Dan pintu itu berdiri di atas undakan beberapa anak tangga yang tersusun apik. Ya, tangga lagi! Ayo foto-foto disini. Sekalian kalau waktu shalat sudah masuk dan kita belum shalat, kita bisa shalat di dalam. Tak ada yang bisa saya ceritakan tentang bagian dalam masjid ini, karena saya memang belum pernah memasukinya.

Keluar dari lorong itu, kita kembali ke arah semula. Awalnya kumpulan tanah gersang menyambut kita. Namun jika kita rela melangkah beberapa kali lagi. Dan mau bergabung dengan pusat keramaian, maka kita akan ikut bersandar di pinggir pembatas tebing buatan. Lalu kita memandang. Lalu kita melihat. Lalu kita tersenyum. Di bawah situ, gulungan ombak pantai mengecil namun tetap terasa agung. Laut terhampar.


 Lalu di sebelah kanan kita ada lagi tangga kecil yang menuntun kita ke bawah. Tidak membawa kita ke pantai utama, tapi tangga ini membawa kita ke kumpulan batu karang hitam. Tempat ini biasanya tidak terlalu ramai. Tapi memang seperti itulah indahnya. Sunyi dalam sembunyi itu indah. Batu-batu karang hitam yang besar-besar ini memang tampaknya sedang bersembunyi. Bukan karena mereka takut pada ombak. Tapi mereka yang sudah tua-tua ini, mungkin mau memberi kesempatan pada karang muda lainnya untuk menikmati ombak, menimati takut, menikmati "menjadi berani". Seperti kita. Agak sulit menyeberang ke situ. Tapi jika akhirnya berhasil. Mari pilih satu batu karang besar untuk kita tempati berdiri atau duduk istirahat sejenak. Karena karang-karang ini tidak tajam, mereka hanya keras.


Nanti di jalan pulang masih banyak pemandangan indah, tapi mari kita nikmati yang ini sejenak lebih lama. Ini sisi lain dari "Pantai Oudaya".




Tidak ada komentar:

 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja