Siapa Sekarang yang Memegang Uang?

Kamis, 12 Juli 2012

Siapa sekarang yang memegang uang?

Biasanya, saya bukan orang yang terlalu mikirin uang (pelanggan pulsa gue langsung protes). Iya bener, saya orangnya juga dermawan (teman sekelas gue langsung protes). Terus saya ini juga senang menabung (emak gue langsung protes). Dan terlebih, saya ini ganteng (orang yang kenal-maupun yang gak kenal gue langsung protes. Trus, saya ini (BUUukkkk!! giliran pembaca tulisan ini yang protes).

oKE, intinya, biasanya saya tak terlalu memikirkin uang. Lalu mengapa pertanyaan diatas muncul dalam otak saya? Otak di dalam kepala saya. Apakah otak benar berada didalam kepala saya? Pertanyaan yang cocok untuk anak fakultas kesehatan dan kedokteran. Yang pasti otak saya tidak didalam kepala Budi. Karena Budi dan Ani sedang pergi ke pasar.

Sudah 2 paragraf dan 3 kali spasi, tapi inti permasalahan sama sekali belum tersentuh. Sabar... Toh kamu juga lagi nganggur kan? Ya. Hanya orang-orang kurang kerjaan yang nekat buka blog ini.

Sebagai apresiasi atas kesabaran anda, saya akan ceritakan alasan saya mengajukan pertanyaan di atas. Tapi bolehlah, mungkin kau ingin menebak-nebak?

Kau mau ngutang ya?
Bukan.
Kau mau minjem ya?
Pertanyaannya sama aja yang diatas, jadi jawabannya sama juga.
Kau pengemis ya?


Yang itu tidak usah sya jawab. Mengacaukan saraf saja.

Oke. Jadi, tadi saya habis buka blognya Raditya dika. Dan lalu saya sadar, Raditya Dika itu penulis yang bukunya best seller semua! Meski tak sampai Luar Negeri, cukup best seller National saja. Tapi itu tetap best seller namanya kan? Dan lalu, tipe tulisannya Raditya Dika itukan Bebas Pakem banget toh? Seandainya Chairil Anwar masih hidup, pasti dia dan Raditya Dika jadi rival!

Buku semacam tulisannya Raditya Dika ini,menurut sya tidak akan lulus seleksi kompas, dan juga tidak akan diulas Sapardi Djoko Damono. Alias, anak muda banget!

Kembali ke pertanyaan diatas. Siapa yang sekarang memegang uang? Membeli buku kan pake uang? Buku itu untuk dibaca. Dan buku kayak tulisannya Raditya Dika itu, anak muda doang yang bakal baca kan? (Kalo ada orang-orang tua yang masih baca buku kayak bukunya Raditya Dika, mungkin ,mereka itu punya sindrom MMKB, Masa Muda Kurang Bahagia). Nah... Berarti yang megang uang anak muda donk?

Ini sebuah pemikiran iseng yang muncul tiba-tiba. Logis menurutku. Tapi tak tahu logis atau tidak menurut anda. LOGIs tak logisnya relatif.

Hmmm......
Anak anak muda yang memegang uang itu, mungkin ada yang karena mampu nabung. Atau mungkin yang dikasih uang jajan lebih ama Ortunya. Atau mungkin yang dikasih ama pacarnya. Atau mungkin yang udah punya kerja. Salah satunya yah kayak RadityaDika itu. Dalam umurnya yang masih muda, dia udah menjadi penulis yang bukunya ditunggu-tunggu banyak orang.

MEski harus jujur diakui, bahwa gaya tulisnya banyak yang tak sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) Dan betul-betul keluar dari pakem umum yang dianut sastr umumnya, tapi tak dapat disangkal. Raditya Dika ikut ambil andil besar dalam sejarah kepenulisan Indonesia. Kita bisa lihat realitanya,  gaya tulis Raditya Dika mengilhami banyak anaka muda lain untuk ikut menulis, meski tanpa pengetahuan pakem yang mengangkasa. Terlihat dari banyaknya buku-buku bergaya ngawur khas Radith yang tersebar di toko-toko buku terkemuka Indonesia.

Begitulah selalu jiwa muda. Mereka ingin bebas, atau lebih tepatnya, ingin orang lain menerima mereka sebagaimana mereka mau.  Anak muda melakukan yang mau mereka lakukan, tanpa berpikir lebih matang, apa itu memang baik dilakukan atau tidak. Sebagian diterima dengan baik, sebagian lagi dicap bengal, tapi gerakan anak muda selalu fantastis.

Dengan  tangan dan jiwa yang masih lincah, kalian bisa lihat anak muda betapa berpengaruh bagi dunia. Mereka hadir di semua tempat yang melibatkan manusia. Mereka bahkan menembus ilalang atau hutan atau laut atau jurang, demi menemukan dunia mereka, memperlihatkan sudut pandang yang benar-benar baru. Sebagian dari mereka diapresiasi dengan sangat positif, sebagian lagi sangat dipandang buruk, tapi sebenarnya meraka hanya ingin dilihat apa adanya.

Selanjutnya, mari kita buat cerita kita sendiri.

Salam damai selalu.
Salam Selalu.
Selalu.

Tidak ada komentar:

 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja