Hari Biasa, Lamunan

Jumat, 06 September 2013

Ini hanya hari biasa  seperti hari lainnya. Saat kita duduk bersandar di dinding dan tidak melakukan apa-apa. Hanya berusaha menggali ingatan-ingatan atau malah tidak memikirkan apa-apa. Sesekali terlintas wajah orang yang kita cintai atau kita benci, atau kenangan-kenangan ketika kita sendirian berjalan menyelusuri kota atau desa. Ini hanya hari biasa seperti hari lainnya, di siang hari ketika kita bersandar dan mendengar suara-suara. Saat aku sudah tidak tahu mau melakukan apa. Hanya saat sendiri dan tenang. Sedikit sedikit suara orang memasak, atau orang ngobrol di luar rumah terdengar. Dan ada sinar matahari hangat yang masuk, yang kadang saking seringnya hadir bisa menipu kita seakan-akan dia tidak ada.

Dan kadang ada seseorang tiba-tiba datang saat kita sendiri, mencoba bertanya dan berbasa-basi, "Tidak tahu,", jawabku... Lalu kusadari ada headset terpasang di telinga, tapi tak ada suara disini. Sekedar terbiasa memasangnya, dan terasa aneh jika dilepas.Betapa banyak yang ingin kita ceritakan, betapa banyak yang kita ingin katakan. Namun semuanya kita telan saja, dan kata itu tak pernah menemukan jalan keluar. Betapa banyak yang ingin kuketik. Mungkin tentang bisul yang tiba-tiba muncul di perut, yang semalam kutusuk dengan jarum tapi tak keluar juga nanahnya. Ini pertama kalinya saya dapat bisul di perut.

Sangat mengganggu, kadang suara manusia lain terasa sangat mengganggu, tak peduli dia sedang mengaji, bershalawat atau bernyanyi, berdoa sembahyang atau berbisik, suara manusia kadang bisa sangat mengganggu. Apakah kau merasakannya juga seperti saya? Setiap waktu? Sering terlintas di kepalaku betapa aku rindu pada diriku yang dulu. Yang membuka mata dan telinga selebar-lebarnya, yang sanggup menonton film seseram atau secengeng apapun, yang sanggup mendengar suara siapapun, yang bisa melihat ekspresi apapun. Dan kadang sekedar ingat itu saja kita tersenyum. Disana sendi kehidupan hilang hadir tak kau sadari. Dan aku disini takut menatap masa depanku.

Ini hanya hari biasa, saat tangan kau sandarkan di jendela. Tak ada lagi yang bisa dikerjakan, tak ada lagi yang mau kau lakukan, kau hanya menikmati kekosongan ini. Menikmati angin, menikmatai cahaya hangat matahari, meneliti aliran udara, mengamati nafas yang naik pelan teratur di dada. Kujumpai titk itu lagi.


Tidak ada komentar:

 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja