Wahai Diriku?

Minggu, 08 September 2013

Aku dan diriku seperti tak saling mengenal lagi. Sudah tak mesra seperti dulu lagi. Kadang jika kulihat cermin, kulihat pantulan wajahku mendengus benci, seakan dia berkata, "Minggir!". Aku semakin takut pada diriku sendiri. Aku pernah mempelajari ilmu mendeteksi kebohongan dari sebuah film, sejak itu aku selalu mempraktekkan ilmu ini. Sekarang aku jadi kesulitan percaya pada orang lain, jadi kesulitan bicara atau minta tolong pada orang lain. Dan ketika aku berputar untuk melihat diriku sendiri, tiba-tiba kutemui wajah penuh cacat dan luka, yang semua kebohongan dan kebejatannya kuketahui. Orang yang selalu tidak aku sukai, ternyata dia disini....

Sedekit lubang kecil di pintu yang ingin kubuka, atau mungkin pintu yang sekedar ada disana. Wahai diriku, kudengar jeritanmu. Wahai diriku, kulihat tangisanmu meski tak ada air mata mau mengalir. Kurasakan betapa besar lukamu meski tak sanggup tangan ini meraba. Kudengar kau memanggil... Mungkin yang kau panggil bukan aku, tapi coba kau tengok, Kawan. Akulah satu satunya yang mendengarmu ketika semua yang lain berbalik pergi meninggalkan. Aku satu-satunya yang masih disini, mendengarkan ceritamu seburuk apapiun itu. Aku satu-satunya yang bertahan menemanimu ketika topeng kepalsuan mereka akhirnya kau buka. Jadi kenapa tak kau terima saja aku ini?? Dan mari kita selami lautan mimpi ini sekali lagi.

Wahai diriku, kau dan aku satu yang ditakdirkan  bersama....Dalam suka dan dalam duka, sampai kelak ajal sekalipun kita masih akan terus bersama. Jadi kenapa tak kita bakar sekalian bumi ini jika memang tempat mu di neraka? Karena rasa-rasanya akupun takkan masuk di surga kalau kau tak mau. Wahai diriku, kita berdua memang mencintai wanita cantik kan? Iya kan? Kau dan aku tak peduli sebejat apa mereka, sebodoh apa mereka... Tapi kau mencintai wanita cantik kan? Tapi benarkah begitu? Apa memang seperti itu? Aku tak bisa menjawabnya. Yang aku tahu, jawabanku pasti juga jawabanmu.

Jadi kenapa tak kau terima saja diriku? Ayo kita bakar malam ini sama-sama. Ayo jalan-jalan keliling dunia. Karena pada ujungnya aku harus mengaku. Tak peduli kata siapa atau apa. Ternyata setelah begitu jauh mencari belahanjiwa dan cinta, aku dipaksa kembali dan mengaku. AKU itu KAMU. AKU itu DIRIKU.

Jadi kenapa tak kau terima saja diriku?
Wahai diriku?


Tidak ada komentar:

 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja