Selamat Ulang Tahun

Rabu, 26 Juni 2013

"Bicara cinta, semuanya sudah harus geser didepanmu, kalau kamu." Itulah defenisi cintaku pada Irna, Irnawanti Abnurah. Kau mungkin sudah bosan dan muak, tapi kumohon biarkan aku. Biarkan disini piluku tumpah ruah sebentar, biarkan dukaku membanjir tak bertepi. Tolong Biarkan. Karena demi yang satu itu, Air mata sudah pernah jatuh. Keringat sudah pernah mengucur. Pun darah juga sudah pernah menetes.

Darah menetes karena tangan ini kugores, hahaha. Tangan ini kugores supaya namanya muncul, "I-R-N-A". Empat huruf. Tiga huruf masih ada bekas di lengan kanan bawahku. Ya, pernah sampai segitu. Aku tahu ada yang lebih parah, tapi aku sampai situ. Hari ini galau lagi. Hari ini meneteskan air mata lagi. Iya, Hari ini nangis lagi. karena 26 juni adalah tanggal lahir dia. Ulang tahun dia.

Mari kembali ke pertanyaan bodoh paling dasar. Kenapa? Bagaimana? Koq Bisa? Apa? Dimana? Siapa? Kapan? 5w + 1h. Bodoh karena jawabannya remeh, paling dasar karena penting. Jawabannya karena dia, dengan dia, di dia, saat dia, dengan cara dia, dia.

Nah, memang sudah hancur. Ya sudah, nikmati hancurnya. Seperti kentut yang mengembara diam-diam. Menjejaki setiap hidung. Ya sudah, nikmati baunya.

Ini sejenak sebentar luka, yang rasa-rasanya nikmat. Yang sepertinya menyenangkan. Yang menenangkan. Ini sejejak duka, yang membuatku tersenyum. Entah apa yang kulakukan, aku tersenyum di sejenak getir ini. Rasanya pahit, sepat, serak. Tapi anehnya itu gak memberatkan, itu gak menyusahkan. Yah, sejauh itulah cinta bisa buat gila orang waras. Ya, saya akui, saya maih mau banget dibilang orang waras. Aduh.. Koq jadi anak kecil gini ya? Ya intinya itulah.

Apatah lalu aku tak lagi percaya cinta? Kepentok di dia dan tak bisa lagi kemana-mana? Witss... Sante Bro,,.. Masih ada Tuhan. Saya masih percaya cinta itu indah. Cinta itu sesuatu yang patut diperjuangkan, patut dikejar, patut dipertahankan. Cinta itu Patut. Tapi kaki ini pun berjalanlah. Mata ini melihatlah. Terbuka lebar. Selebar telingaku. Tapi telinga ini pun mendengarlah. "Mencari, Apa yang aku cari" Kata Aldi barusan. Ya... Menanti dalam pencarian, atau mencari dalam penantian. Tuan Putri? Ini aku, pangeranmu. Tuan Putri! Ini, Aku.

Dalam duduk sila ini, aku menghadap Coca-Cola. Minuman Soda Favoritku. Yang tak baik untuk lambungku, yang juga tak baik untuk otakku, kata ilmu kesehatan begitu. Tapi, wahai ilmu kesehatan, Bicaralah! Berpidatolah! Coca-Cola itu tetap akan jadi Coca-Cola bagiku. Pun Begitu Irna tetap jadi Irna bagiku. Idiom ini, perumpamaan ini, hadir sekenanya. Hadir seketika. Hadir seadanya. Hadir sehadir-hadirnya. Yah, begitulah laku :) begitulah kata :)

Tadi pagi, aku sempat coba telpon nomor Irna yang aku Hafal. Ternyata sudah tak aktif lagi. Alhamdulillah, masih ada Sepupu Irna yang aku tahu Fb-nya. Lewat situ kuucapkan.
"Selamat Ulang Tahun, KAK Irna".

Tidak ada komentar:

 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja