Aku Temannya Budi

Senin, 24 November 2014

Aku pernah punya kawan, kawanku baik hatinya. Namanya Budi. Budi baik sekali. Dia suka menolong orang, diapun senang mengajarkanku cara mengerjakan pe er. Budi pintar sekali. Aku senang berteman dengan Budi. Budi juga senang berteman denganku. Budi bilang aku kawan yang baik, karena pernah memberinya buah kelapa. Padahal itu aku hanya memanjat saja. Juga kata Budi, karena aku sering memberikan dia ikan. Padahal aku hanya memancing saja. Ikan itu lalu dibakar oleh ibu Budi. Aku diajak makan bersama, rasanya enak sekali. Aku juga suka ibu Budi. Ibu Budi pintar memasak.

Nama ibu Budi adalah Aminah. Selain jago memasak, Ibu Budi juga pandai menjahit. Semua baju Budi, Bu Aminah yang jahit, kata Budi. Jahitannya bagus sekali. Aku juga mau dijahitkan baju sama Bu Aminah. Tapi aku malu mau bilang sama Bu Aminah. Ibu Aminah juga pandai bermain piano. Bunyi piano merdu sekali. Aku sering diajaknya bernyanyi. Kata Bu Aminah suaraku bagus. Setelah bermain piano dengan Bu Aminah, aku pulang ke rumahku.

Di rumahku ada ayah dan adek. Ibu sedang di pasar bersama kakak. Ayah sedang menulis, adek bermain penggaris dan pulpen. Ibuku memang suka berjualan, sehingga sekarang sudah memiliki toko yang lumayan besar di pasar sana. Kakakku senang berhitung dan memerintah orang-orang, tapi dia pintar menyuruh, sehingga yang disuruh tak merasa diperintah dan senang saja menurut. Kakakku menyuruh-nyuruh orang-orang yang bekerja di pasar ibu tentunya. Uang yang kami dapat dari toko, kata ayah dan kakak, sedikit saja. Karena ibuku sangat baik. Dia senang sekali memberi sana sini hasil penjualan dari toko sepulangnya dari pasar, sebelum sampai ke rumah. Aku senang ibu begitu. Orang yang baik disayang Tuhan, kata ayah. Aku senang ibuku disayang Tuhan. Orang yang disayang Tuhan pasti bahagia, kata ayah.

Ayahku senang menulis, sudah banyak kulihat ada buku yang ditulis ayah, sering kulihat nama ayah di toko buku. Sering lama lama aku tak sengaja berdiri di depan rak toko buku yang ada buku Ayah nya. Aku senang, seperti mau terbang, seperti balon yang membesar. Ayah bilang itu namanya bangga, katanya sambil menangis. Aku bertanya kenapa ayah menangis? Ayah bilang dia sangat senang karena aku bangga melihat nama ayah. Aku tak mengerti, kenapa senang koq malah menangis? Tapi yang aku tahu aku akan selalu bangga pada Ayah, pasti.

Adikku pintar sekali, mungkin lebih pintar dari budi. Sudah pasti adikku lebih pintar dari aku. Tapi dia tidak pandai memanjat dan memancing. Aku pikir aneh, kenapa orang sepintar adikku tak pintar pula memanjat dan memancing. Mungkin dia malas saja belajar memanjat dan memancing. Dia lebih senang berhitung dan membaca. Meski kulihat lebih banyak berhitungnya. Kakakku juga senang berhitung, tapi beda. Kakakku senang menghitung jumlah beras, garam, menetega dan gula. Sedangkan adik lebih senang menghitung tinggi gunung, rumah, luas rumah dan soal soal matematika yang kelihatannya susah sekali. Pernah kutanya Budi tentang itu, lalu kata Budi itu....... kulkas? Semacam itu, aku lupa. Tapi satu yang paling ayah ibu senangi dari kami. Kami pintar mengaji!

Aku masih ingat, waktu khatam jus 30 kemarin, aku dibelikan martabak! Aku senang sekali. Kubagi martabak pada adik, kakak dan Amon, setelah kupisahkan bagian untukku yang lebih banyak. Amon itu nama pembantu kami. Dia baik juga rajin. Diantara kami, kakak yang paling pandai mengaji. Kalau kakak mengaji, aku berhenti main gasing, adik melepas pulpen dan penggaris, ibu berhenti menghitung barang, ayah berhenti menulis. Barulah setelah kaka selesai mengaji, semua kembali seperti semula. Amon yang tadinya cuma berdiri bengong sambil memegang gagang sapu juga jadi kembali menyapu. Aku senang mendengar kakak mengaji. Aku mau pandai mengaji seperti kakak. Kalau sudah malam, kami semua pergi tidur. Meski kalau sudah di kasur, kadang aku sulit tidur. Banyak sekali yang mau kulakukan besok.

>>>>>
Sekian
Salam Selalu

Tidak ada komentar:

 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja