Paling Malas (kalau itu sudah kamu)

Kamis, 01 Agustus 2013

Bersyukurlah karena hidup ini adalah sebuah perayaan luar biasa besar dan gegap gempita. Lengkap dengan kembang api dimana-mana juga penjual manisan dan balon-balon segala macam warna dan bentuk. Hidup ini adalah sebuah pesta kesyukuran pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Hidup ini adalah persembahan tiada tara. Berbahagialah...

Hidup memang tak adil, tak punya rasa belas kasihan dan tak menerima alasanmu. Waktu adalah salah satu bagian hidup yang orang bilang paling kejam. Ya, karena dia akan menggilas apapun di depannya tak peduli kau berkata "Stop! Tunggu sebentar, Please.. Kumohon!!", waktu tidak peduli. Dia akan terus berjalan-dan berjalan. Hidup ini sebuah festival yang tak pernah surut oleh berbagai macam hal yang telah Tuhan rancang dengan sempurna.

Semua kisah tnetang cintamu yang hilang, tentang orang patah hati, tentang cintamu yang bertepuk sebelah tangan, adalah bagian hidup yang sangat layak disyukuri. Ah, akuilah kawan, ada setitik madu di ratusan duri yang kau terima. Tapi di setitik madu itu, ada obat yang sanggup menutup seribu luka bahkan lebih. Tadaa... Tuhan tak pernah sembunyi, tapi kau berteriak pun semoga Tuhan Mafhum. Karena kita ini terlalu buta, terlalu tuli untuk mendengar tawanya. Ya, Dia tersenyum di setiap langkah yang kita ambil. Dia menyayangi kita.

Jadi, Hidup ini memang kejam, tidak punya belas kasihan, tidak adil dan segalanya dan segalanya. Tapi Bahagialah. Karena hidup ini indah. Ingat itu, simpan baik-baik. Indah itu bagus. Mari bersyukur pada Tuhan atas hidup yang indah meski kejam ini. Dengan caranya, dengan caramu, dengan caraku. Memang rasanya asyik kalo cara kamu dan cara aku sama. Tapi aku yakin lebih keren lagi kalo cara kamu dan cara aku beda tapi bisa dipadukan. Itu namanya Harmoni. Semoga dia, kamu, aku.. bisa berharmoni dengan baik ya? Tapi kalau pun cara dia, cara kamu, dan cara aku ternyata berbeda dan tak bisa dipadukan, mari kita tidak usah saling ganggu. Karena yakinlah, waktu akan tiba. Mau tak mau, mungkin tak sekarang tapi waktu pasti akan tiba. Waktu untuk dia, untuk kamu, dan untuk aku. Ruangnya pasti ada. Tapi jika akhirnya dia, kamu, atau akau ternyata akhirnya saling mengganggu, semoga kita bisa saling memaafkan dan belajar. Mari tersenyum bersama lagi.

Berbahagialah! Mungkin karena menemukan kekasih tambatan jantung yang seumur hidup kau cari. Mungkin karena kau akhirnya memiliki rumah idaman yang selalu kau impikan. Mungkin karena kamu dapat mobil baru. Mungkin karena kamu bisa makan rendang. Mungkin hanya karena kamu masih bisa bernafas. Atau mungkin tidak karena apa-apa! Berbahagialah entah kenapa.

Kaki ini berlari tapi ada tempat di jiwa kita yang tenang, yang tak ikut tergonjang ganjing oleh langkah kaki. Tangan ini berayun, tapi ada di potongan jiwa kita yang masih tenang, masih anteng adem ayem aja se enak-enaknya. Disitu ada cermin jernih dimana nurani ini menampilkan yang apa adanya. Yang merah dari darah, yang hitam dari bayangan, yang bening dari air... Ayo! Tersenyumlah dalam ketenangan satu titik itu. Karena itu yang dicari semua orang sepanjang hidupnya. Karena itu yang dinanti setiap jiwa manusia sejak kelahirnanya. Disitu ada titik nol, titik Tuhan (dengan T besar) yang kecil tapi agung. Ya. Ini hukum dunia kita...

Itu enaknya hidup disini. Dunia ini menawarkan kebahagiaan tertinggi justru pada orang paling malas.Yang malas gangguin orang, yang malas nyusahin orang, yang malas ngambil punya orang, yang malas pengenin punya orang, yang malass nyari-nyari yang dia gak punya, yang malas ngambil-ngambil yang bukan punya dia, yang malas mikirin harta, yang malas mikiran dunia, bahkan yang malas pengen banget bahagia. Otaknya bisa saja kosong melompong, tapi senyumnya membuat orang-orang iri. Bajunya sederhana, motornya juga, tapi tawa lepasnya bikin orang yang punya BMW malah rendah diri. Ah, aku banyak mengenal orang-orang seperti ini. Semoga kamu juga. Ciri-ciri mereka itu..... Enak orangnya.

Hidup ini maalah setiapa hari. Ketika kamu ingin, kamu hilang. Ketika akhirnya kamu hilang betulan, kamu tak lagi ingin. Ketika kamu tak ingin, kamu punya. Ketika kamu mengejar, dia tidak ada. Ketika kamu berdiam, dia dekat.

Ketika aku di-dekatnya-lah aku rapuh, lemah dan tak bisa mengendalikan diri.
Ketika aku memikirkannya-lah aku merasa sedih dan tidak berdaya.
Ketika aku bersamanyalah, aku jadi kuat dan terlihat percaya diri, dan bodoh, dan kikuk.
Ketika aku mengingat dialah, tiba-tiba aku ingin berhenti menulis.
Tidak ingin melakukan apa-apa lagi.


Tidak ada komentar:

 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja