Gamang Larang

Selasa, 13 Mei 2014

Dalam. Aku tenggelam sangat dalam. Dalam Imajinasi yang membius, khayalan yang menjerumuskanku dalam permainan yang tak selesai-selesai. Setiap hari sangat sayang waktuku terbuang-buang disana. Di tempat antah berantah, jauh di dalam sanubari manusiaku, yang tertahan... Yang tak lagi mau berkembang lebih jauh, dan aku takut berjalan. Karena kini jalan kita semua kulihat hanya seperti robot, gerakan yang menipu, seolah hidup padahal sejatinya mati. Intisari dari perenungan panjang yang kulalui hanya jadi sisa cerita saja. Untuk kudongengkan pada orang-orang yang mungkin masih percaya. Tapi selebihnya tak ada lagi apa-apa untuk diceritakan, semua hanya lembar panjang fotokopian... Karena yang asli, tak lagi menemukan jalan keluar.

Tak kupungkiri awalnya semua ini cuma soal cinta belaka. Pada makhluk makhluk rupawan surgawi bernama perempuan, tapi kini tak lagi sesederhana itu, meski kuakui tetap merekalah intinya. Kawan, jika kau tak keberatan kupanggil kawan, ujung dari dunia memang harus kiamat. Ini bukan realita pesimistik, ini hanya fakta otentik karya manusia biasa. Kita semua merindukan Orang-orang seperti Nabi. Orang-orang gila yang bisa kita ajak ngomong dan bergaul sehari-hari. Orang-orang sinting yang bisa kita cintai sampai mati. Orang-orang yang selalu salah dimengerti namun pemberani dan terus bersosialisasi, bukan mereka yang patah-arang lalu menyembunyikan diri. Sebenarnya, sejauh inilah cinta itu kugapai...

Terlalu klise jika cerita cintaku lagi yang mau kuungkit-ungkit, karena setelah aku keliling internet, kisahku bukan yang pertama, pun bukan yang terakhir. Kulihat akhir dari kisah -kisah lama, kulihat awal dari kisah-kisah baru, hanya senyum yang bisa kuukir. Di tempatku, permainan sudah lama usai, seharusnya begitu. Tak ada lagi yang harus kuikuti, semua sudah selesai sejak sangat lama sekali, seharusnya seperti itu. Tapi hidup masih harus terus dilalui, dan disini aku tersesat. AH...betapa lama aku mau mengatakan itu.

Memang bukan terapi seperti ini, bukan relaksasi seperti ini yang cocok denganku, tapi kadang aku mau, betul-betul berharap. Sapa tau disini kutemui satu sisi koinku yang lain itu. Yang akan mengantarku menemui takdir yang sebenarnya sudah lama dijanjikan untukku. Yang akan mempertemukanku dengan satu belahan jiwa yang lama tersimpan dan juga sama menanti-cari ku. Yang akan membawaku pada pertobatan yang sebenarnya, pelepasan yang sempurna.

Sejauh mata memandang masih kutemui para hantu itu.

Tidak ada komentar:

 

Popular Posts

Tags

Akun (1) blegok (6) Catatan luka (36) DerapLangkah (11) gemes (1) Giyatta (7) Giyatta!! (3) HujanDeras (9) IN-g-AT (13) Kacau (31) KAYLA (3) LucuB (5) Mimpi (8) Minat n pengen (11) Naskah (7) Pesan (5) Puisi (4) salute (5) Sejuta hidup Sehari (45) Serius dikit (11) Shadowlight (16) SuPistik (6) tapi gak bakat (4) Ups (5) Wisata (7)

Ketikkan Saja