Takkan kubiarkan siapapun mengambil kebahagiaanku..
File II
Seperti biasa, aku, Firapu yang tidak suka masuk kuliah ( karena dosen tidak pernah menyebut nama ku, mungkin namaku memang tidak tertulis di daftar absen, atau mungkin tertulis tapi tidak pernah dibaca-entahlah) membolos dari kuliah pagi ini, kali ini aku ditemani Khuma'i. Terjadilah sedikit obrolan singkat.
"Hmm...kemana Kagiri ?".
" Siapa, pemain suling melankonis itu ?".
" Ya..Pemain suling melankonis itu, kemana dia ?".
" Mau kemana lagi? Yah kek kelas lah, pemain suling itu tidak pernah membolos sejak masih di semester 1, dan itu tidak berubah selama 3 semester berikutnya, kau bodoh atau apa masih menanyakannya ?". Nah,.Khuma, kau bersama Firapu sekarang, orang yang sabar.
" Entahlah, sedikit berharap, tidak apa-apa kan?".
"Oh..Great!! Berharap temannya membolos dari kuliah, mengikuti jejaknya menuju jurang kemalasan yang dalam. Dari lubuk hati aku bertanya, tidak apa-apa kan ?".
" Terserah kaulah, tak bisakah kau jadi asyik sebentar saja ?".
" Apa itu asyik-menurutmu-? Kabur dari kuliah ? Bolos dari mata pelajaran pagi, dan pergi naik gunung, lalu turun, pergi masuk hutan rimba, tersesat dan diterkam singa yang sedang kalap karena kepalanya kau lempari batu ? Atau dililit anaconda muda, yang salah mengira kau ini kera, hanya karena kau ini dari genus yang sama ? Dasar kau, homo saphiens payah.!". Wow!! Khuma mungkin sedang dalam mood jelek tapi aku pernah mendengar yang lebih buruk.
" Serratuss...!!! Untuk pujianmu, Khuma. Dan lebih banyak lagi, jika kau bisa membunuh beruang yang sekarang tengkurap kurang-lebih 10 meter disamping kirimu itu dengan kata katamu.".Ohya, omong-omong aku dan Khuma sekarang ada di tengah hutan rimba yang orang sebut Dopintarek Forest.
Disini kami sedang menunggu seseorang, namanya, Windy, Windy Civylia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar